Pemerintah Kota Banda Aceh meluncurkan program belajar mengajar berbasis multimedia (home sinema) bagi pelajar tingkat dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) di ibu kota Provinsi Aceh.
"Kita terus berinovasi ke era revolusi industri 4.0, salah satunya adalah proses belajar mengajar multimedia ini," kata Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman, di Banda Aceh, Selasa.
Aminullah mengatakan, terdapat tiga indikator dasar dalam penilaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) antara lain ekonomi, kesehatan dan pendidikan.
Kehadiran home cinema, kata Aminullah, untuk memperkokoh sekolah berbasis digital serta membantu para guru meningkatkan daya serap peserta didik terhadap ilmu yang diperoleh selama proses belajar di sekolah.
"Dengan laboratorium sinema ini kita harapkan bisa meningkatkan hingga 40 persen daya serap anak, sehingga keterampilan anak dalam literasi, numerik, dan karakter mereka dapat terbentuk dengan baik," ujarnya.
Aminullah menyampaikan, keberadaan laboratorium sinema itu sendiri juga sesuai dengan program merdeka belajar dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI sejak 2020 lalu.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Banda Aceh Saminan Ismail mengatakan program pembelajaran berbasis multimedia merupakan transformasi digital di era revolusi industri 4.0.
“Dalam dunia pendidikan sendiri, inovasi pembelajaran berbasis home sinema ini merupakan hal baru untuk Banda Aceh bahkan pertama di sumatera,” kata Saminan.
Ia menjelaskan, aplikasi home cinema merupakan sejumlah fitur unggulan, seperti prediksi soal-soal ujian nasional, pelajaran bahasa asing, tutorial penggunaan microsoft office, dan bimbingan belajar online.
"Termasuk bisa membantu anak untuk menghafal Al Quran, dan kelebihan lain bisa dikontrol langsung oleh orang tua atau wali murid di rumah," ujarnya.
Saminan menyampaikan, sebagai pilot program, laboratorium sinema ini akan diterapkan pada 11 sekolah dengan distribusi enam laboratorium untuk sekolah tingkat dasar dan lima di sekolah SMP.
"Banda Aceh pelopor di Sumatera. Tahun ini kita uji di 11 sekolah dan jika sukses pada 2022 akan kita diterapkan di semua sekolah," kata Saminan.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021
"Kita terus berinovasi ke era revolusi industri 4.0, salah satunya adalah proses belajar mengajar multimedia ini," kata Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman, di Banda Aceh, Selasa.
Aminullah mengatakan, terdapat tiga indikator dasar dalam penilaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) antara lain ekonomi, kesehatan dan pendidikan.
Kehadiran home cinema, kata Aminullah, untuk memperkokoh sekolah berbasis digital serta membantu para guru meningkatkan daya serap peserta didik terhadap ilmu yang diperoleh selama proses belajar di sekolah.
"Dengan laboratorium sinema ini kita harapkan bisa meningkatkan hingga 40 persen daya serap anak, sehingga keterampilan anak dalam literasi, numerik, dan karakter mereka dapat terbentuk dengan baik," ujarnya.
Aminullah menyampaikan, keberadaan laboratorium sinema itu sendiri juga sesuai dengan program merdeka belajar dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI sejak 2020 lalu.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Banda Aceh Saminan Ismail mengatakan program pembelajaran berbasis multimedia merupakan transformasi digital di era revolusi industri 4.0.
“Dalam dunia pendidikan sendiri, inovasi pembelajaran berbasis home sinema ini merupakan hal baru untuk Banda Aceh bahkan pertama di sumatera,” kata Saminan.
Ia menjelaskan, aplikasi home cinema merupakan sejumlah fitur unggulan, seperti prediksi soal-soal ujian nasional, pelajaran bahasa asing, tutorial penggunaan microsoft office, dan bimbingan belajar online.
"Termasuk bisa membantu anak untuk menghafal Al Quran, dan kelebihan lain bisa dikontrol langsung oleh orang tua atau wali murid di rumah," ujarnya.
Saminan menyampaikan, sebagai pilot program, laboratorium sinema ini akan diterapkan pada 11 sekolah dengan distribusi enam laboratorium untuk sekolah tingkat dasar dan lima di sekolah SMP.
"Banda Aceh pelopor di Sumatera. Tahun ini kita uji di 11 sekolah dan jika sukses pada 2022 akan kita diterapkan di semua sekolah," kata Saminan.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021