Kepala Pusat Riset Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Yayan Hikmayani menegaskan perlindungan habitat dan ekosistem laut dari degradasi menjadi isu penting di sektor
kelautan dan perikanan, tidak hanya tentang pemanfaatan berkelanjutan.
"Upaya perlindungan terhadap degradasi habitat juga menjadi isu penting," kata Yayan dalam diskusi virtual tentang penyusunan rancangan jejaring kawasan konservasi Laut Arafura dan Timor, dipantau dari Jakarta, Rabu.
Salah satu usaha memastikan adanya perikanan berkelanjutan adalah dengan memastikan kelestarian habitat penting sumber daya kelautan seperti ekosistem bakau, lamun, terumbu karang agar tetap terjaga dan terkelola.
Selain itu, dia menegaskan perlunya mengatasi permasalahan polusi yang bersumber dari kegiatan perikanan, pelayaran, pariwisata, migas serta yang bersumber dari daratan.
"Ancaman tersebut telah berdampak pada degradasi lingkungan perairan dan juga secara langsung berbagai biota laut terutama spesies laut yang menjadi kunci dan memiliki perang penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem laut seperti penyu dan mamalia laut lainnya," tegas Yayan.
Dalam diskusi tersebut Manajer Perencanaan Spasial Yayasan Konservasi Alam Nusantara Yusuf Fajariyanto menegaskan jejaring kawasan konservasi regional seperti program Arafura and Timor Seas Regional and National Strategic Action Programs (ATSEA-2) dapat menjadi cara yang tepat untuk melindungi kawasan laut sekaligus memastikan adanya perikanan berkelanjutan.
ATSEA-2 yang melibatkan Indonesia, Timor Leste, dan Papua Nugini serta didukung oleh Australia dilakukan untuk melindungi biota laut yang penting, memulihkan dan memastikan perikanan berkelanjutan, merestorasi habitat terdegradasi, adaptasi perubahan iklim dan memastikan kesejahteraan masyarakat pesisir.
Pemerintah Indonesia sendiri sudah menargetkan pada 2030 akan memiliki 30 juta hektare (ha) kawasan konservasi laut dengan sampai akhir 2019 sudah 23,13 juta ditetapkan sebagai kawasan konservasi, atau sama dengan 7,12 persen dari total luas perairan Indonesia.
"Perancangan jaringan kawasan konservasi perairan untuk Laut Arafura dan Timor adalah 91 area kawasan yang sudah ada serta yang diusulkan dengan total luasan yaitu 27 juta ha," kata Yusuf.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021
kelautan dan perikanan, tidak hanya tentang pemanfaatan berkelanjutan.
"Upaya perlindungan terhadap degradasi habitat juga menjadi isu penting," kata Yayan dalam diskusi virtual tentang penyusunan rancangan jejaring kawasan konservasi Laut Arafura dan Timor, dipantau dari Jakarta, Rabu.
Salah satu usaha memastikan adanya perikanan berkelanjutan adalah dengan memastikan kelestarian habitat penting sumber daya kelautan seperti ekosistem bakau, lamun, terumbu karang agar tetap terjaga dan terkelola.
Selain itu, dia menegaskan perlunya mengatasi permasalahan polusi yang bersumber dari kegiatan perikanan, pelayaran, pariwisata, migas serta yang bersumber dari daratan.
"Ancaman tersebut telah berdampak pada degradasi lingkungan perairan dan juga secara langsung berbagai biota laut terutama spesies laut yang menjadi kunci dan memiliki perang penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem laut seperti penyu dan mamalia laut lainnya," tegas Yayan.
Dalam diskusi tersebut Manajer Perencanaan Spasial Yayasan Konservasi Alam Nusantara Yusuf Fajariyanto menegaskan jejaring kawasan konservasi regional seperti program Arafura and Timor Seas Regional and National Strategic Action Programs (ATSEA-2) dapat menjadi cara yang tepat untuk melindungi kawasan laut sekaligus memastikan adanya perikanan berkelanjutan.
ATSEA-2 yang melibatkan Indonesia, Timor Leste, dan Papua Nugini serta didukung oleh Australia dilakukan untuk melindungi biota laut yang penting, memulihkan dan memastikan perikanan berkelanjutan, merestorasi habitat terdegradasi, adaptasi perubahan iklim dan memastikan kesejahteraan masyarakat pesisir.
Pemerintah Indonesia sendiri sudah menargetkan pada 2030 akan memiliki 30 juta hektare (ha) kawasan konservasi laut dengan sampai akhir 2019 sudah 23,13 juta ditetapkan sebagai kawasan konservasi, atau sama dengan 7,12 persen dari total luas perairan Indonesia.
"Perancangan jaringan kawasan konservasi perairan untuk Laut Arafura dan Timor adalah 91 area kawasan yang sudah ada serta yang diusulkan dengan total luasan yaitu 27 juta ha," kata Yusuf.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021