Badam Pengelola Migas Aceh (BPMA) terus memantau dan mengawasi sumur migas PT Medco E&P Malaka di Aceh Timur yang mengeluarkan racun dan menyebabkan sejumlah warga dilarikan ke rumah sakit.
"Kami terus mengawasi Sumur AS Medco yang sebelumnya mengeluarkan asam sulfat, sehingga terhirup warga. Ada 11 warga masih dirawat di rumah sakit akibat kejadian tersebut," kata Deputi Operasi BPMA Edy Kurniawan di Banda Aceh, Sabtu.
Edy Kurniawan mengatakan dari koordinasi BPMA dengan perusahaan migas itu, Sumur Alue Siwah (AS) 11 saat ini sudah ditutup setelah ada kejadian yang menyebabkan warga masuk rumah sakit.
Awalnya, kata dia, sumur AS 11 itu dibuka pada Jumat (9/4) pukul 00.40 untuk perawatan rutin guna meningkatkan produktivitas. Perawatan, termasuk melakukan pembakaran atau flaring gas asam sulfat.
"Kemudian, ada laporan dari masyarakat terkait gas asam sulfat ini, sehingga sumur tersebut langsung ditutup. Proses perawatan sumur tersebut sudah dilakukan sesuai prosedur dan ini biasa dilakukan di sumur-sumur migas," kata Edy Kurniawan.
Selain mengawasi sumur tersebut, BPMA mengingatkan PT Medco E&P Malaka memastikan penanganan korban terdampak gas beracun tersebut dilakukan dengan baik.
"Ada 11 korban masih dirawat di rumah sakit, 10 di antaranya dirawat di dua rumah sakit di Aceh Timur serta seorang lagi dirujuk ke rumah sakit di Banda Aceh," kata Edy Kurniawan.
Sebelumnya, sejumlah Desa Panton Rayeuk T, Kecamatan Banda Alam, Kabupaten Aceh Timur, dilarikan ke rumah sakit setelah diduga mengirup gas dari hasil pencucian sumur gas milik PT Medco E&P Malaka.
"Hingga kini ada delapan orang yang kondisinya kritis dirujuk ke RSUD Zubir Mahmud Aceh Timur," kata Direktur RSUD Zubir Mahmud Aceh Timur Edy Gunawan.
Edy Gunawan menyebutkan ke delapan pasien kritis tersebut Maryana yusuf (38), Uska anggrani (19), Idris Ismail (44), Hasanah (42), Maulinda (14), Tiwaria (60) Supriati (33) dan Aminah (34).
VP Relations & Security PT Medco E&P Indonesia Arif Rinaldi mengatakan pihaknya instansi terkait memfokuskan penanganan dampak dari asap kegiatan pembakaran gas Sumur Aleu Siwah-11 yang sedang dalam proses perawatan.
“Perusahaan telah menghentikan aliran sumur setelah mendapatkan informasi adanya warga keracunan di Desa Panton Rayeuk T, Kecamatan Banda Alam, Aceh Timur,” kata Arif Rinaldi.
Selain itu, pihak perusahaan juga terus melakukan koordinasi dengan puskesmas, aparat desa dan pihak keamanan setempat untuk menyalurkan bantuan logistik ke warga yang mengalami dampak dari aktivitas itu.
“Kami juga telah berkoordinasi dengan Badan Pengelola Migas Aceh atau BPMA dan mohon dukungan masyarakat, pemerintah dan pemangku kepentingan setempat dalam penanganan kejadian ini,” kata Arif Rinaldi.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021
"Kami terus mengawasi Sumur AS Medco yang sebelumnya mengeluarkan asam sulfat, sehingga terhirup warga. Ada 11 warga masih dirawat di rumah sakit akibat kejadian tersebut," kata Deputi Operasi BPMA Edy Kurniawan di Banda Aceh, Sabtu.
Edy Kurniawan mengatakan dari koordinasi BPMA dengan perusahaan migas itu, Sumur Alue Siwah (AS) 11 saat ini sudah ditutup setelah ada kejadian yang menyebabkan warga masuk rumah sakit.
Awalnya, kata dia, sumur AS 11 itu dibuka pada Jumat (9/4) pukul 00.40 untuk perawatan rutin guna meningkatkan produktivitas. Perawatan, termasuk melakukan pembakaran atau flaring gas asam sulfat.
"Kemudian, ada laporan dari masyarakat terkait gas asam sulfat ini, sehingga sumur tersebut langsung ditutup. Proses perawatan sumur tersebut sudah dilakukan sesuai prosedur dan ini biasa dilakukan di sumur-sumur migas," kata Edy Kurniawan.
Selain mengawasi sumur tersebut, BPMA mengingatkan PT Medco E&P Malaka memastikan penanganan korban terdampak gas beracun tersebut dilakukan dengan baik.
"Ada 11 korban masih dirawat di rumah sakit, 10 di antaranya dirawat di dua rumah sakit di Aceh Timur serta seorang lagi dirujuk ke rumah sakit di Banda Aceh," kata Edy Kurniawan.
Sebelumnya, sejumlah Desa Panton Rayeuk T, Kecamatan Banda Alam, Kabupaten Aceh Timur, dilarikan ke rumah sakit setelah diduga mengirup gas dari hasil pencucian sumur gas milik PT Medco E&P Malaka.
"Hingga kini ada delapan orang yang kondisinya kritis dirujuk ke RSUD Zubir Mahmud Aceh Timur," kata Direktur RSUD Zubir Mahmud Aceh Timur Edy Gunawan.
Edy Gunawan menyebutkan ke delapan pasien kritis tersebut Maryana yusuf (38), Uska anggrani (19), Idris Ismail (44), Hasanah (42), Maulinda (14), Tiwaria (60) Supriati (33) dan Aminah (34).
VP Relations & Security PT Medco E&P Indonesia Arif Rinaldi mengatakan pihaknya instansi terkait memfokuskan penanganan dampak dari asap kegiatan pembakaran gas Sumur Aleu Siwah-11 yang sedang dalam proses perawatan.
“Perusahaan telah menghentikan aliran sumur setelah mendapatkan informasi adanya warga keracunan di Desa Panton Rayeuk T, Kecamatan Banda Alam, Aceh Timur,” kata Arif Rinaldi.
Selain itu, pihak perusahaan juga terus melakukan koordinasi dengan puskesmas, aparat desa dan pihak keamanan setempat untuk menyalurkan bantuan logistik ke warga yang mengalami dampak dari aktivitas itu.
“Kami juga telah berkoordinasi dengan Badan Pengelola Migas Aceh atau BPMA dan mohon dukungan masyarakat, pemerintah dan pemangku kepentingan setempat dalam penanganan kejadian ini,” kata Arif Rinaldi.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021