Banda Aceh (ANTARA) - Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Aceh terus bertumbuh rata-rata 0,70 persen selama 2020–2024, tahun ini, IPM Aceh tercatat mencapai 75,36, meningkat 0,88 persen dibandingkan tahun sebelumnya 74,70.
"Peningkatan ini tidak lepas dari kemajuan yang dicapai di seluruh dimensi penyusun IPM," kata Ketua Tim Neraca Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh, Meita Jumiartanti, di Banda Aceh, Jumat.
Dirinya menjelaskan, IPM disusun dari tiga dimensi utama, yaitu umur panjang dan hidup sehat, pengetahuan, serta standar hidup layak. Semua indikator pendukung ketiga dimensi tersebut meningkat.
Meita mengatakan, pada dimensi umur panjang dan hidup sehat, indikator utama berupa angka harapan hidup menunjukkan kenaikan dibandingkan, yakni dari 73,06 tahun sebelumnya dan naik menjadi 73,20 tahun ini.
Sementara itu, untuk dimensi pengetahuan, harapan lama sekolah (HLS) penduduk usia tujuh tahun ke atas meningkat 0,14 persen per tahun selama 2020-2024.
Begitu juga dengan rata-rata lama sekolah (RLS) penduduk usia 25 tahun ke atas, meningkat 0,82 persen per tahun selama periode 2020 hingga 2024.
"Terakhir, pengeluaran riil per kapita per tahun juga meningkat tahun ini menjadi 4,62 persen, menjadikannya faktor yang juga berkontribusi terhadap peningkatan IPM Aceh," ujarnya.
Dirinya menuturkan, pada 2020, IPM Aceh tercatat sebesar 73,29, meningkat menjadi 73,48 pada tahun berikutnya. Peningkatan IPM terus terjadi pada 2022 dengan angka mencapai 74,11 pada 2023.
Sebagai informasi, IPM Aceh juga menempati posisi kelima tertinggi IPM di Sumatera dan ke-11 secara nasional.
Meita menegaskan, Kota Banda Aceh sebagai ibu kota provinsi berperan penting dalam mendongkrak IPM Aceh, karena memiliki banyak perguruan tinggi. Saat ini, IPM Banda Aceh memang tercatat 88,85 dan telah melampaui IPM nasional 75,02.
"Banda Aceh memiliki banyak universitas dan sekolah berkualitas yang sangat menunjang peningkatan IPM, terutama di dimensi pengetahuan," demikian Meita Jumiartanti.