Jumlah kematian warga negara Indonesia (WNI) di wilayah kerja Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur dalam dua bulan terakhir mengalami peningkatan, baik karena COVID-19 maupun non-COVID-19.
"Info tentang angka kematian yang meningkat memang betul terutama untuk bulan Juni dan Juli," ujar Koordinator Fungsi Konsuler KBRI Kuala Lumpur Rijal Al Huda ketika dihubungi melalui Whatsapp di Kuala Lumpur, Jumat.
Rijal mengatakan memang semakin banyak WNI yang meninggal karena COVID-19 dan mayoritas meninggal di luar rumah sakit atau memang tidak menjalani perawatan di rumah sakit.
Saat ini, KBRI Kuala Lumpur bekerja sama dengan Aliansi Organisasi Masyarakat Indonesia (AOMI) di Malaysia telah menyalurkan bantuan logistik kepada warga terdampak COVID-19 dan membantu program rekalibrasi pulang pekerja migran nonprosedural.
Sementara itu, data yang beredar di AOMI menyebutkan permintaan surat keterangan kematian di KBRI Kuala Lumpur pada Juni mencapai 220 orang.
Dalam sejarah Perwakilan RI di Kuala Lumpur, menurut informasi belum pernah terjadi dalam satu bulan ada permintaan surat kematian lebih dari 160 orang.
Pada kesempatan terpisah, Ketua Badan Perwakilan KNPI Malaysia Tengku Adnan mengatakan akibat COVID-19 banyak pekerja migran yang menjadi korban dan meninggal dunia.
Tengku Adnan beberapa waktu lalu mendistribusikan bantuan logistik KBRI Kuala Lumpur kepada sejumlah petugas kebersihan WNI di Bistari Condominium, namun dua orang di antaranya kemudian terpapar COVID-19 dan meninggal dunia sedangkan satu di antara petugas kebersihan tersebut meninggal bersama suaminya.
Sejumlah ibu-ibu WNI di kondominium tersebut kemudian melakukan gerakan penggalangan asupan multivitamin untuk para tenaga kebersihan dan petugas keamanan.
Sementara itu, pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Malaysia membentuk Satuan Tugas COVID-19 melihat perkembangan saat ini dan makin banyaknya insiden orang yang wafat, sakit, atau terdampak ekonomi terkait COVID-19.
"Pimpinan PCIM telah mengambil keputusan untuk membentuk satuan tugas khusus menyikapi perkembangan ini. Satgas ini menghimpun unsur pimpinan PCIM, Majelis Pelayanan Sosial dan Kesejahteraan Umat, ranting, Lazismu dan Lembaga Penanggulangan Bencana Muhammadiyah (MDMC) agar dapat bergerak cepat dalam koordinasi yang intensif," kata Ketua PCIM Malaysia, Assoc Prof Sonny Zulhuda.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021
"Info tentang angka kematian yang meningkat memang betul terutama untuk bulan Juni dan Juli," ujar Koordinator Fungsi Konsuler KBRI Kuala Lumpur Rijal Al Huda ketika dihubungi melalui Whatsapp di Kuala Lumpur, Jumat.
Rijal mengatakan memang semakin banyak WNI yang meninggal karena COVID-19 dan mayoritas meninggal di luar rumah sakit atau memang tidak menjalani perawatan di rumah sakit.
Saat ini, KBRI Kuala Lumpur bekerja sama dengan Aliansi Organisasi Masyarakat Indonesia (AOMI) di Malaysia telah menyalurkan bantuan logistik kepada warga terdampak COVID-19 dan membantu program rekalibrasi pulang pekerja migran nonprosedural.
Sementara itu, data yang beredar di AOMI menyebutkan permintaan surat keterangan kematian di KBRI Kuala Lumpur pada Juni mencapai 220 orang.
Dalam sejarah Perwakilan RI di Kuala Lumpur, menurut informasi belum pernah terjadi dalam satu bulan ada permintaan surat kematian lebih dari 160 orang.
Pada kesempatan terpisah, Ketua Badan Perwakilan KNPI Malaysia Tengku Adnan mengatakan akibat COVID-19 banyak pekerja migran yang menjadi korban dan meninggal dunia.
Tengku Adnan beberapa waktu lalu mendistribusikan bantuan logistik KBRI Kuala Lumpur kepada sejumlah petugas kebersihan WNI di Bistari Condominium, namun dua orang di antaranya kemudian terpapar COVID-19 dan meninggal dunia sedangkan satu di antara petugas kebersihan tersebut meninggal bersama suaminya.
Sejumlah ibu-ibu WNI di kondominium tersebut kemudian melakukan gerakan penggalangan asupan multivitamin untuk para tenaga kebersihan dan petugas keamanan.
Sementara itu, pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Malaysia membentuk Satuan Tugas COVID-19 melihat perkembangan saat ini dan makin banyaknya insiden orang yang wafat, sakit, atau terdampak ekonomi terkait COVID-19.
"Pimpinan PCIM telah mengambil keputusan untuk membentuk satuan tugas khusus menyikapi perkembangan ini. Satgas ini menghimpun unsur pimpinan PCIM, Majelis Pelayanan Sosial dan Kesejahteraan Umat, ranting, Lazismu dan Lembaga Penanggulangan Bencana Muhammadiyah (MDMC) agar dapat bergerak cepat dalam koordinasi yang intensif," kata Ketua PCIM Malaysia, Assoc Prof Sonny Zulhuda.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2021