Banda Aceh (ANTARA Aceh) - Direktur Pengembangan Bisnis Green Energy Geothermal (GEG) David Hunter menyatakan pihaknya memiliki teknologi lebih murah dan tidak mengganggu ekosistem kawasan hutan lindung Jaboi untuk Pembangunan  Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Jaboi, Sabang.

"Pembangunan  Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Jaboi, Sabang bisa dipacu dalam waktu cepat jika menggunakan teknologi pembangkit di kepala sumur pengeboran," katanya dihubungi di Banda Aceh, Rabu.

Ia menjelaskan GEG punya teknologi Turn-Key Geothermal Well-Head Power-Plant yang sangat dekat potensi panas bumi di Sabang dan dapat dibangun dalam waktu hanya 12 bulan.  
   
Perusahaan yang berbasis di London tersebut  mempunyai Pusat Penelitian dan Pengembangan (R&D) di Reykjavic, Islandia itu  telah mengerjakan beberapa proyek geothermal di Kenya.

Pihaknya menawarkan agar geothermal Sabang dibangun dengan tahapan sesuai dengan kapasitas setiap sumur.

Kapasitas yang ditawarkan bisa dalam ukuran 3 MW hingga 10 MW yang dapat diletakkan di atas sumur pengeboran langsung.

Pembangunan dalam bentuk pembangkit per 10 MW ini dapat dikembangkan bertahap sesuai dengan kemampuan financial dan potensi panas bumi setempat.

Disamping itu, pembangkit yang terpisah-pisah juga mendukung dan memudahkan dalam pengoperasian dan distribusi listrik nantinya.

"Jika salah satu pembangkitnya mati, maka pembangkit lain masih bisa tetap hidup," katanya.

Pihaknya  siap mendukung pemerintah Sabang tidak hanya   untuk penyediaan listrik di pulau Sabang saja.

Ia mengatakan kemungkinan GEG juga bisa membantu PLN untuk memperoleh financing dari UKEF (United Kingdom Export Finance) dalam pembangunan PLTP di Sabang, kata David.

Pemerintah Sabang saat ini sedang mengenjot realisasi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Jaboi, dengan kapasitas 80 MW untuk meningkatkan ekonomi kota Sabang.

PT. Sabang Geothermal Energy (SGE) direncanakan akan melakukan pengeboran di empat titik pada awal Desember 2015.

Kami belum memperoleh izin untuk hak tukar pakai lahan hutan dari Kementerian,¿ kata Nurdin perwakilan PT. SGE.

Sementara itu Wali Kota Sabang Zulkifli H Adam menyatakan pihaknya siap membantu pembebasan lahan termasuk untuk transmisi.

"Kami yakin Gubernur Aceh mendukung penuh untuk berjalannya proyek geothermal Jaboi,¿ katanya.

Pasca kedatangan Presiden Jokowi ke Sabang pada 15 Maret 2015, Pemerintah Kota terus berbenah agar mampu medukung investasi yang akan  masuk ke pulau paling barat Indonesia itu.

Ia mengatakan listrik menjadi salah satu penghalang utama untuk pengembangan industri maritim, termasuk sektor pariwisata, perikanan dan perkapalan.

"Kami membutuhkan listrik yang dapat diandalkan dan tidak sedikit dalam waktu dekat ini. Kami perlu bangun hotel, kami perlu bangun sektor perikanan dan kami perlu ciptakan lapangan kerja," katanya.

Kepala Badan Pengelola Kawasan Sabang (BPKS) Fauzi Husin menyatakan bahwa pengembangan kawasan Sabang sangat ditentukan oleh jalannya proyek PLTP.

PLN memang sedang menambah pembangkit diesel yang bisa saling memback-up. Sehingga kebutuhan listrik di kawasan Free Trade Zone Sabang bisa terjamin,¿ kata Fauzi.

BPKS berharap agar GEG juga menjajaki pembangunan grid listrik dengan PLN untuk jaringan  bawah laut dari pulau Sabang ke pulau Sumatera guna mendukung pengembangan kawasan bebas pajak (duty free).

Pewarta: Pewarta : Muhammad Ifdhal

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2015