Meulaboh (ANTARA Aceh) - Petani nilam mengaku kewalahan memenuhi permintaan pasar, karena membaiknya harga terhadap minyak nilam (Patchouli oil) dari Aceh.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Forum Masyarakat Perlindungan Nilam Aceh (FMPNA) Faisal Fahmi di Meulaboh, Kamis mengatakan, dari empat kabupaten sentra produksi minyak nilam hanya mampu berproduksi 500 kilogram per bulan, sementara permintaan pasar mencapai 2 ton/bulan.

"Karena itu kita memperkuat kembali barisan petani dan pengusaha nilam dari empat kabupaten di Aceh untuk peningkatan produksi memenuhi kebutuhan pasar, disamping forum ini menjadi fasilitator kendali harga sekaligus mencari peluang pasar," katanya.

Pernyataan tersebut usai mengikuti pembentukan kepengurusan baru FMPNA yang terhimpun dari daerah sentra produksi minyak nimal di Aceh seperti Kabupaten Aceh Barat, Aceh Jaya, Aceh Selatan dan Gayo Lues di aula Bappeda Aceh Barat.

Kata Faisal, setiap kabupaten ini maksimal memproduksi minyak nilam hasil penyulingan rata-rata 200 kilogram/bulan, dengan terkoordinasi empat kabupaten ini akan mudah mengumpulkan bahanbaku minyak yang dibutuhkan untuk skala ekspor.

Minyak nilam Aceh sudah diakui kualitasnya negara Internasional, apalagi dalam setahun terakhir permintaan pasar semakin tinggi bahkan harga tampung dipetani sudah mencapai Rp620.000/kg, harga ini jauh membaik dibandingkan tahun 2014.

Dalam upaya peningkatan produksi minyak nilam Aceh, forum tersebut juga mengambil peran untuk meningkatkan semangat petani untuk membudidayakan tanaman nilam, memangkas mata rantai penjualan serta stabilisasi harga dari petani, karena minyak nilam sangat menjanjikan merubah kehidupan masyarakat lebih sejahtera.

"Para pengusaha dan penampung minyak nilam Aceh malahan meminta dibuatkan nota kesepakatan dengan pemerintah menampung sebanyak-banyaknya produksi minyak nilam Aceh, tapi inilah petani kita kewalahan tidak sanggup memenuhi permintaan pasar," imbuhnya.

Lebih lanjut dikatakan keterbatasan lahan dan tempat penyulingan merupakan bagian dari kendala dihadapi petani nilam Aceh, karena itu forum yang baru dibentuk ini akan berupaya semaksimal mungkin melindungi petani dan produksinya.

Terpenting lagi kata dia, setelah forum ini terbentuk akan mengusulkan kembali untuk mematenkan nilam Aceh sebagai salah satu khas daerah, karena selama ini ada indikasi dilakukan pecampuran minyak nilam Aceh dengan hasil dari provinsi lain, barulah di ekpor ke luar negeri.

Menurut Fahmi, selain merugikan pelaku usaha industri lokal dan petani sendiri, hal demikian juga akan mempengaruhi kepercayaan pasar luar negeri terhadap bahanbaku dikeluarkan dari provinsi paling ujung barat Indonesia itu.

"Maka dari itu kita akan mengusulkan segera hak paten nilam Aceh ini agar tetap terjaga kualitas dan kekhasannya. Apalagi harga minyak nilam ini sulit diprediksi, disaat sedang turun tiba-tiba bisa naik lebih tinggi," katanya menambahkan.

Pewarta: Pewarta : Anwar

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2015