Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Aceh Tamiang merekrut puluhan anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) angkatan I yang di pusatkan di Kecamatan Sekerak, Aceh Tamiang.
Ketua Pimpinan Cabang GP Ansor Kabupaten Aceh, Tarmizi di Kuala Simpang, Jumat, mengatakan kegiatan ini dalam rangka pengkaderan tingkat dasar di Banser yaitu tingkat pertama pendidikan dan pelatihan tingkat dasar (Diklatsar).
Nantinya para anggota Banser generasi Nahdlatul Ulama (NU) ini akan mengikuti pengkaderan tingkat II (Susbalan) dan tingkat III (Susbanpim). Perekrutan ini pun diklaim yang pertama kali dan angkatan pertama di Kabupaten Aceh Tamiang.
“Perekrutan ini pertama untuk di Aceh Tamiang. Jumlah anggota Banser yang mendaftar sekitar 45 orang dan yang baru hadir 35 orang. Mungkin nanti yang lain akan menyusul karena berhalangan tidak bisa mengikuti acara pembukaan,” kata Tarmizi.
Selanjutnya para anggota Banser Diklatsar angkatan I ini akan menjalani pendidikan dan pelatihan selama tiga hari ke depan terhitung sejak Jumat-Minggu (11-13/3).
Tarmizi menjelaskan tujuan rekrutmen Diklatsar ini suatu kewajiban bagi organisasi untuk re-generasi kaderisasi, karena organisasi ini merupakan organisasi kader, yang mana untuk menjadi anggota dan pengurus itu wajib mengikuti pelatihan pendidikan baik dari tingkat dasar, kedua dan ketiga. Kader baru Banser juga dituntut untuk menjadi garda terdepan membela bangsa dan negara serta cinta Ulama sesuai dengan tema yang diusung.
Tarmizi menekankan perekrutan Banser Ansor Aceh Tamiang ke depan harus memberikan contoh kepada pemuda-pemuda bagaimana kita berbangsa, bernegara dan beragama dengan baik sebagaimana yang telah diajarkan sebagai pedoman kita Al-Quran dan Hadis.
“Tentu kita tidak hanya menyuarakan di media-media sosial, tapi kita tunjukan dengan kegiatan-kegiatan yang tentunya membawa perubahan bagi diri kita dan bagi kader-kader nantinya bisa memberikan promotor untuk bergerak di bidang agama,” imbuhnya.
Diklatsar Banser angkatan I ini bertajuk “Melahirkan kader yang cerdas, berkualitas dan berintegritas dalam mempertahankan keutuhan bangsa dan negara serta cinta Ulama”.
Acara dibuka oleh Sekretaris Daerah Aceh Tamiang Asra dengan dihadiri Azwar A Gani selaku Ketua PW GP Ansor Aceh dan pejabat instansi terkait.
Dalam amanatnya Sekda Asra mengatakan melalui Diklatsar Banser diharap bisa memberi pengaruh yang lebih positif kepada seluruh peserta yang berjumlah sekitar 40 orang, untuk terus dikoordinir sehingga jumlah anggota terus bertambah sesuai dengan harapan.
Asra menilai rekrutmen anggota Banser Aceh Tamiang ini sangat luar biasa. Di tengah kontroversi di medsos soal SE Menag RI justru buat acara Diklat. Tapi Sekda tidak mau masuk ke ranah kontroversi tersebut.
Sekda mengakui paling banyak Ormas di Indonesia adalah Ormas Islam karena penduduknya mayoritas orang Islam. Tapi Sekda Aceh Tamiang ini menyayangkan dari zaman Indonesia merdeka sampai ini hari kenapa Islam tidak dominan.
“Jawabannya karena kita tidak satu,” ungkap Sekda Asra.
Sekda minta Ormas Islam Ansor di Aceh Tamiang tidak terkesan eksklusif. Karena hal itu bisa membuat perpecahan di tubuh sesama Ormas Islam itu sendiri.
Tapi Sekda merasa optimis Diklatsar Banser di Sekerak, Aceh Tamiang ini tidak hanya menjadi ajang pendidikan dan latihan saja, tapi bagaimana Ansor juga bisa memakmurkan masjid.
“Kalau hari ini mungkin ada kontroversi terhadap Ketua Umum itu sendiri, tapi dengan prilaku bapak-bapak selama di Sekerak ini bisa menjawab itu. Jadi bukan menjawab dengan berdebat tapi menjawab dengan prilaku selama mengadakan kegiatan Diklatsar di sini untuk berperan memakmurkan masjid-masjid,” imbuh Sekda Asra.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022
Ketua Pimpinan Cabang GP Ansor Kabupaten Aceh, Tarmizi di Kuala Simpang, Jumat, mengatakan kegiatan ini dalam rangka pengkaderan tingkat dasar di Banser yaitu tingkat pertama pendidikan dan pelatihan tingkat dasar (Diklatsar).
Nantinya para anggota Banser generasi Nahdlatul Ulama (NU) ini akan mengikuti pengkaderan tingkat II (Susbalan) dan tingkat III (Susbanpim). Perekrutan ini pun diklaim yang pertama kali dan angkatan pertama di Kabupaten Aceh Tamiang.
“Perekrutan ini pertama untuk di Aceh Tamiang. Jumlah anggota Banser yang mendaftar sekitar 45 orang dan yang baru hadir 35 orang. Mungkin nanti yang lain akan menyusul karena berhalangan tidak bisa mengikuti acara pembukaan,” kata Tarmizi.
Selanjutnya para anggota Banser Diklatsar angkatan I ini akan menjalani pendidikan dan pelatihan selama tiga hari ke depan terhitung sejak Jumat-Minggu (11-13/3).
Tarmizi menjelaskan tujuan rekrutmen Diklatsar ini suatu kewajiban bagi organisasi untuk re-generasi kaderisasi, karena organisasi ini merupakan organisasi kader, yang mana untuk menjadi anggota dan pengurus itu wajib mengikuti pelatihan pendidikan baik dari tingkat dasar, kedua dan ketiga. Kader baru Banser juga dituntut untuk menjadi garda terdepan membela bangsa dan negara serta cinta Ulama sesuai dengan tema yang diusung.
Tarmizi menekankan perekrutan Banser Ansor Aceh Tamiang ke depan harus memberikan contoh kepada pemuda-pemuda bagaimana kita berbangsa, bernegara dan beragama dengan baik sebagaimana yang telah diajarkan sebagai pedoman kita Al-Quran dan Hadis.
“Tentu kita tidak hanya menyuarakan di media-media sosial, tapi kita tunjukan dengan kegiatan-kegiatan yang tentunya membawa perubahan bagi diri kita dan bagi kader-kader nantinya bisa memberikan promotor untuk bergerak di bidang agama,” imbuhnya.
Diklatsar Banser angkatan I ini bertajuk “Melahirkan kader yang cerdas, berkualitas dan berintegritas dalam mempertahankan keutuhan bangsa dan negara serta cinta Ulama”.
Acara dibuka oleh Sekretaris Daerah Aceh Tamiang Asra dengan dihadiri Azwar A Gani selaku Ketua PW GP Ansor Aceh dan pejabat instansi terkait.
Dalam amanatnya Sekda Asra mengatakan melalui Diklatsar Banser diharap bisa memberi pengaruh yang lebih positif kepada seluruh peserta yang berjumlah sekitar 40 orang, untuk terus dikoordinir sehingga jumlah anggota terus bertambah sesuai dengan harapan.
Asra menilai rekrutmen anggota Banser Aceh Tamiang ini sangat luar biasa. Di tengah kontroversi di medsos soal SE Menag RI justru buat acara Diklat. Tapi Sekda tidak mau masuk ke ranah kontroversi tersebut.
Sekda mengakui paling banyak Ormas di Indonesia adalah Ormas Islam karena penduduknya mayoritas orang Islam. Tapi Sekda Aceh Tamiang ini menyayangkan dari zaman Indonesia merdeka sampai ini hari kenapa Islam tidak dominan.
“Jawabannya karena kita tidak satu,” ungkap Sekda Asra.
Sekda minta Ormas Islam Ansor di Aceh Tamiang tidak terkesan eksklusif. Karena hal itu bisa membuat perpecahan di tubuh sesama Ormas Islam itu sendiri.
Tapi Sekda merasa optimis Diklatsar Banser di Sekerak, Aceh Tamiang ini tidak hanya menjadi ajang pendidikan dan latihan saja, tapi bagaimana Ansor juga bisa memakmurkan masjid.
“Kalau hari ini mungkin ada kontroversi terhadap Ketua Umum itu sendiri, tapi dengan prilaku bapak-bapak selama di Sekerak ini bisa menjawab itu. Jadi bukan menjawab dengan berdebat tapi menjawab dengan prilaku selama mengadakan kegiatan Diklatsar di sini untuk berperan memakmurkan masjid-masjid,” imbuh Sekda Asra.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022