Banda Aceh (ANTARA Aceh) - Petani kopi di Dataran Tinggi Gayo, Kabupaten Aceh Tengah, Provinsi Aceh diminta tetap mempertahankan cara budidaya organik agar mampu bersaing dengan produsen lainnya di pasar internasional.
"Petani kopi Gayo harus punya cara sendiri dan konsisten dengan budidaya kopi organik karena ini salah satu upaya bisa bersaing dengan kopi dari negara lainnya," kata anggota Specialty Coffee Asosiation of Europe (SCAE) Merek Robacha di Aceh Tengah, Sabtu.
Ia menjelaskan Kabupaten Aceh Tengah tidak hanya memiliki potensi sektor perkebunan yakni kopi tetapi juga memiliki potensi sektor pariwisata melalui wisata kopi.
Ia menambahkan dalam kunjungan tim SCAE ke daerah penghasil kopi di provinsi ujung paling barat Indonesia itu juga salah satu upaya ikut mempromosikan kopi arabica Gayo di kawasan Eropa.
Ia mengatakan tim SCAE yang datang ke Dataran Tinggi Gayo tersebut berasal dari berbagai rantai bisnis kopi, mulai dari importir, owner cafe, peneliti kopi, Roaster hingga penulis buku tentang kopi.
Tim SCAE berada di dataran tinggi Gayo selama 5 hari sejak 16 November 2015 dan mengunjungi kebun pembibitan kopi, kebun Kopi warga, prosesing kopi hingga minum di warung kopi.
Kedatangan SCAE ke Aceh menjadi kunjungan balasan setelah Pemerintah Aceh yang terdiri dari beberapa pejabat Badan Investasi dan Promosi Aceh, Bupati Aceh Tengah Nasaruddin, Bupati Bener Meriah Ruslan Abd Gani serta beberapa eksportir memenuhi undangan SCAE pada ekspo kopi dunia yang berlangsung di Gothenburg Swedia pada pertengahan Juni 2015 lalu.
Kasubbid Kerjasama Badan Investasi dan Promosi Aceh, Ellita mengatakan mMelalui pihak SCAE diharapkan semakin membuka ruang promosi kopi arabica Gayo ke benua eropa.
"Petani kopi Gayo harus punya cara sendiri dan konsisten dengan budidaya kopi organik karena ini salah satu upaya bisa bersaing dengan kopi dari negara lainnya," kata anggota Specialty Coffee Asosiation of Europe (SCAE) Merek Robacha di Aceh Tengah, Sabtu.
Ia menjelaskan Kabupaten Aceh Tengah tidak hanya memiliki potensi sektor perkebunan yakni kopi tetapi juga memiliki potensi sektor pariwisata melalui wisata kopi.
Ia menambahkan dalam kunjungan tim SCAE ke daerah penghasil kopi di provinsi ujung paling barat Indonesia itu juga salah satu upaya ikut mempromosikan kopi arabica Gayo di kawasan Eropa.
Ia mengatakan tim SCAE yang datang ke Dataran Tinggi Gayo tersebut berasal dari berbagai rantai bisnis kopi, mulai dari importir, owner cafe, peneliti kopi, Roaster hingga penulis buku tentang kopi.
Tim SCAE berada di dataran tinggi Gayo selama 5 hari sejak 16 November 2015 dan mengunjungi kebun pembibitan kopi, kebun Kopi warga, prosesing kopi hingga minum di warung kopi.
Kedatangan SCAE ke Aceh menjadi kunjungan balasan setelah Pemerintah Aceh yang terdiri dari beberapa pejabat Badan Investasi dan Promosi Aceh, Bupati Aceh Tengah Nasaruddin, Bupati Bener Meriah Ruslan Abd Gani serta beberapa eksportir memenuhi undangan SCAE pada ekspo kopi dunia yang berlangsung di Gothenburg Swedia pada pertengahan Juni 2015 lalu.
Kasubbid Kerjasama Badan Investasi dan Promosi Aceh, Ellita mengatakan mMelalui pihak SCAE diharapkan semakin membuka ruang promosi kopi arabica Gayo ke benua eropa.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2015