Sekolah Muharram Jounalism College (MJC) Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Banda Aceh kembali mengisi Ramadhan 1443 Hijriah ini dengan menggelar kelas pesantren jurnalistik untuk para pelajar, mahasiswa, serta berbagai komunitas yang ada di Aceh.
"Ramadhan ini kita kembali membuka kelas pesantren jurnalistik bagi pelajar, mahasiswa dan komunitas, ini merupakan tahun ketiga kita laksanakan," kata Ketua Bidang Organisasi AJI Banda Aceh Zuhri Noviandi, di Banda Aceh, Jumat.
Kegiatan pesantren jurnalistik ini sebenarnya dibuka untuk umum, sehingga siapa saja bisa mengikuti dengan catatan mendaftarkan diri atau kelompok, dan tidak dipungut biaya alias gratis.
Pelaksanaan kelas ini dimulai hari ini, Jumat 15 sampai Senin, 25 April 2022 mendatang, dengan tiga materi yakni tulisan, foto, dan video jurnalis. Untuk lokasi belajarnya bisa ditentukan oleh peserta sendiri atau di sekretariat AJI Banda Aceh.
Pengajar dalam kelas pesantren jurnalistik ini adalah mereka para pekerja media yang tergabung dalam keanggotaan AJI Banda Aceh, baik itu wartawan tulis, foto dan video. Ditentukan sesuai dari permintaan materi oleh peserta.
Tahun ini, kata Zuhri, pendaftar kelas pesantren jurnalistik tersebut sudah mencapai 11 komunitas pelajar hingga mahasiswa dari berbagai daerah di Aceh. Termasuk salah satunya asal negara tetangga yakni Malaysia.
Selain itu, juga banyak peserta yang mendaftarkan diri secara pribadi sekitar 20 orang, sehingga mereka digabungkan satu kelas dengan tiga materi sekaligus.
"Pendaftar sudah ada sembilan komunitas dari Banda Aceh, kemudian ada dari Kabupaten Bireuen, Kota Langsa, bahkan juga diikuti sekolah CLC SMPT Lumadan Beaufort Malaysia," ujarnya.
Zuhri menyampaikan, untuk peserta yang dari luar Banda Aceh, AJI mengupayakan pemateri hadir ke lokasi. Namun, jika tidak memungkinkan maka dilakukan secara virtual lewat aplikasi zoom dan lainnya.
Zuhri menuturkan, di tengah perkembangan teknologi saat ini serta menjamurnya media mainstream, ilmu jurnalistik sangat dibutuhkan masyarakat, terutama kawula muda.
Karena itu, pesantren Jurnalistik ini diharapkan dapat menyadarkan masyarakat, sehingga bisa memahami dan membedakan antara informasi yang benar dan tidak atau hoax.
"Semoga dengan pesantren jurnalistik ini ke depan teman-teman komunitas bisa lebih cakap dan bijak dalam bermedia," demikian Zuhri.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022
"Ramadhan ini kita kembali membuka kelas pesantren jurnalistik bagi pelajar, mahasiswa dan komunitas, ini merupakan tahun ketiga kita laksanakan," kata Ketua Bidang Organisasi AJI Banda Aceh Zuhri Noviandi, di Banda Aceh, Jumat.
Kegiatan pesantren jurnalistik ini sebenarnya dibuka untuk umum, sehingga siapa saja bisa mengikuti dengan catatan mendaftarkan diri atau kelompok, dan tidak dipungut biaya alias gratis.
Pelaksanaan kelas ini dimulai hari ini, Jumat 15 sampai Senin, 25 April 2022 mendatang, dengan tiga materi yakni tulisan, foto, dan video jurnalis. Untuk lokasi belajarnya bisa ditentukan oleh peserta sendiri atau di sekretariat AJI Banda Aceh.
Pengajar dalam kelas pesantren jurnalistik ini adalah mereka para pekerja media yang tergabung dalam keanggotaan AJI Banda Aceh, baik itu wartawan tulis, foto dan video. Ditentukan sesuai dari permintaan materi oleh peserta.
Tahun ini, kata Zuhri, pendaftar kelas pesantren jurnalistik tersebut sudah mencapai 11 komunitas pelajar hingga mahasiswa dari berbagai daerah di Aceh. Termasuk salah satunya asal negara tetangga yakni Malaysia.
Selain itu, juga banyak peserta yang mendaftarkan diri secara pribadi sekitar 20 orang, sehingga mereka digabungkan satu kelas dengan tiga materi sekaligus.
"Pendaftar sudah ada sembilan komunitas dari Banda Aceh, kemudian ada dari Kabupaten Bireuen, Kota Langsa, bahkan juga diikuti sekolah CLC SMPT Lumadan Beaufort Malaysia," ujarnya.
Zuhri menyampaikan, untuk peserta yang dari luar Banda Aceh, AJI mengupayakan pemateri hadir ke lokasi. Namun, jika tidak memungkinkan maka dilakukan secara virtual lewat aplikasi zoom dan lainnya.
Zuhri menuturkan, di tengah perkembangan teknologi saat ini serta menjamurnya media mainstream, ilmu jurnalistik sangat dibutuhkan masyarakat, terutama kawula muda.
Karena itu, pesantren Jurnalistik ini diharapkan dapat menyadarkan masyarakat, sehingga bisa memahami dan membedakan antara informasi yang benar dan tidak atau hoax.
"Semoga dengan pesantren jurnalistik ini ke depan teman-teman komunitas bisa lebih cakap dan bijak dalam bermedia," demikian Zuhri.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022