Akademisi Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Syiah Kuala drh Teuku Reza Ferasyi M Sc PhD menyatakan potensi wabah pada ternak jenis hewan unggas kapan saja bisa terjadi, apabila pengendalian kesehatan hewan tidak dilakukan dengan baik.
“Salah satunya seperti flu burung yang masih ada potensi untuk mewabah ketika ada faktor resiko yang muncul,” kata Teuku Reza di Banda Aceh, Selasa.
Dia mengatakan memang saat ini Indonesia tengah dihebohkan dengan wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang ternak sapi, kerbau dan sebagainya.
Namun peternak juga diminta tidak lupa untuk mengantisipasi penularan penyakit pada ternak jenis hewan unggas, yang bisa saja terjadi tanpa mengenal musim, apabila ada faktor risiko.
“PMK ini dalam riwayatnya disebutkan menyerang hewan berkuku genap, jadi jenis unggas itu tidak termasuk dalam kategori ini. Memang belum ada laporan PMK yang menyerang hewan selain sapi, kerbau, kambing atau babi,” katanya.
Menurut Teuku Reza, salah satu yang perlu diwaspadai seperti newcastle disease (ND) yang menyerang unggas, dan lazim terjadi di Aceh maupun Indonesia.
Memang, lanjut dia, penyakit ini sudah memiliki vaksin, maka hewan yang sudah mendapatkan vaksin akan kebal dari penyakit itu sehingga aman untuk dipelihara.
“Biasanya kalau ayam-ayam DOC dari perusahaan atau pabrik, maka semua sudah lengkap jadi sudah aman untuk dipelihara,” katanya.
Tentu berbeda perlakuan para peternak hewan unggas yang ada di tengah masyarakat. Belum tentu semua ternak telah mengikuti prosedur kesehatan yang lengkap.
Apalagi wabah ini bisa muncul ketika hewan tidak mendapatkan vaksin, karena penyakit ini kebanyakan menyerang saluran pernafasan, termasuk avian influensa atau flu burung yang kini masih beresiko kembali mewabah.
“Misalnya ketika ada ternak unggas daerah wabah dibawa ke daerah kita, kemudian menyebar, maka bisa menyebabkan wabah flu burung lagi. Maka potensi itu selalu ada, dimanapun, selama pengendalian kesehatan hewan tidak dilakukan dengan baik,” katanya.
Oleh karena itu, Teuku Reza meminta peternak untuk benar-benar melakukan pengendalian kesehatan hewan dengan baik guna menghindari mewabah penyakit pada hewan.
Peternak diminta disiplin penerapan biosecurity seperti vaksinasi, kebersihan lokasi peternakan, menjaga bebas dari kuman dengan menggunakan disinfektan atau sabun, menyiapkan berbagai perlengkapan seperti bak celup, tempat berganti pakaian, penyiraman kendaraan keluar masuk dan lainnya.
“Kalau kita lihat sekarang wabah itu bisa muncul kapan saja, selama imunitas ternak memang tidak jaga, sanitasi kandang tidak dijaga dengan baik, jadi selalu saja ada peluang,” katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022
“Salah satunya seperti flu burung yang masih ada potensi untuk mewabah ketika ada faktor resiko yang muncul,” kata Teuku Reza di Banda Aceh, Selasa.
Dia mengatakan memang saat ini Indonesia tengah dihebohkan dengan wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang ternak sapi, kerbau dan sebagainya.
Namun peternak juga diminta tidak lupa untuk mengantisipasi penularan penyakit pada ternak jenis hewan unggas, yang bisa saja terjadi tanpa mengenal musim, apabila ada faktor risiko.
“PMK ini dalam riwayatnya disebutkan menyerang hewan berkuku genap, jadi jenis unggas itu tidak termasuk dalam kategori ini. Memang belum ada laporan PMK yang menyerang hewan selain sapi, kerbau, kambing atau babi,” katanya.
Menurut Teuku Reza, salah satu yang perlu diwaspadai seperti newcastle disease (ND) yang menyerang unggas, dan lazim terjadi di Aceh maupun Indonesia.
Memang, lanjut dia, penyakit ini sudah memiliki vaksin, maka hewan yang sudah mendapatkan vaksin akan kebal dari penyakit itu sehingga aman untuk dipelihara.
“Biasanya kalau ayam-ayam DOC dari perusahaan atau pabrik, maka semua sudah lengkap jadi sudah aman untuk dipelihara,” katanya.
Tentu berbeda perlakuan para peternak hewan unggas yang ada di tengah masyarakat. Belum tentu semua ternak telah mengikuti prosedur kesehatan yang lengkap.
Apalagi wabah ini bisa muncul ketika hewan tidak mendapatkan vaksin, karena penyakit ini kebanyakan menyerang saluran pernafasan, termasuk avian influensa atau flu burung yang kini masih beresiko kembali mewabah.
“Misalnya ketika ada ternak unggas daerah wabah dibawa ke daerah kita, kemudian menyebar, maka bisa menyebabkan wabah flu burung lagi. Maka potensi itu selalu ada, dimanapun, selama pengendalian kesehatan hewan tidak dilakukan dengan baik,” katanya.
Oleh karena itu, Teuku Reza meminta peternak untuk benar-benar melakukan pengendalian kesehatan hewan dengan baik guna menghindari mewabah penyakit pada hewan.
Peternak diminta disiplin penerapan biosecurity seperti vaksinasi, kebersihan lokasi peternakan, menjaga bebas dari kuman dengan menggunakan disinfektan atau sabun, menyiapkan berbagai perlengkapan seperti bak celup, tempat berganti pakaian, penyiraman kendaraan keluar masuk dan lainnya.
“Kalau kita lihat sekarang wabah itu bisa muncul kapan saja, selama imunitas ternak memang tidak jaga, sanitasi kandang tidak dijaga dengan baik, jadi selalu saja ada peluang,” katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022