Dinas Kesehatan Kota Lhokseumawe, Aceh, menyatakan sebanyak 1.276 dari 21.618 balita atau 5,9 persen di daerah itu mengalami kekerdilan atau stunting. 

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Lhokseumawe Asnawi di Lhokseumawe, Kamis, mengatakan pihaknya terus berupaya menurunkan dan mencegah terjadinya kekerdilan di daerah itu.

"Sampai saat ini, kami mencatat 1.276 balita atau 5,9 persen dari 21.618 balita di Lhokseumawe alami kekerdilan. Kami berupaya meningkatkan pencegahannya," kata Asnawi.

Menurut Asnawi, angka tersebut masih mungkin bertambah jika jumlah sasaran atau 21.618 balita diperiksa semuanya. Sedangkan yang sudah diperiksa sebanyak 13.979 balita.

"Hingga saat ini, balita yang sudah diperiksa sebanyak 13.979 orang atau 64,66 persen. Pandemi COVID-19 menjadi penyebab banyak balita yang belum diperiksa," kata Asnawi.

Asnawi menambahkan pihaknya kini terus bekerja keras menurun angka kekerdilan tersebut. Di antaranya dengan meningkatkan kesehatan ibu hamil dan bayi baru lahir.

Kemudian, meningkatkan kesehatan bagi anak balita periode 1.000 hari setelah kelahiran. Dengan program-program tersebut diharapkan mampu menurunkan angka stunting di Kabupaten Aceh Utara, kata Asnawi. 

"Penanganan kekederlian atau stunting ini juga melibatkan semua satuan kerja perangkat daerah serta semua pihak terkait lainnya," kata Asnawi menyebutkan.

Selain itu, kata Asnawi, pihaknya juga melakukan beberapa aksi dan strategi penanganan untuk menurunkan angka kekerdilan, di antaranya pembinaan sumber daya manusia dan sistem manajemen data.

"Kami juga rutin menyosialisasikan kepada masyarakat akan pentingnya penanganan stunting, sehingga dengan begitu angka kekerdilan dapat diturunkan," kata Asnawi.
 

Pewarta: Dedy Syahputra

Editor : M.Haris Setiady Agus


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022