Farah Fazira, jamaah calon haji Aceh termuda mengaku tidak pernah terbayangkan bisa berangkat ke Tanah Suci untuk menunaikan ibadah haji di usai yang sangat muda, yaitu 18 tahun.
“Alhamdulillah di umur se muda ini enggak terbayang terpanggil ke sana (Tanah Suci),” kata Farah Fazira saat dijumpai di Embarkasi Aceh, Banda Aceh, Jumat.
Farah akan berangkat bersama kloter IV sekitar pada Sabtu (18/6) besok, pukul 01.30 WIB. Tidak sendiri, Farah terbang ke Madinah, Arab Saudi, untuk memenuhi panggilan Allah SWT bersama sang ayah Ikrimah (43).
Sejak kecil, kata Farah, dirinya memang sudah memiliki tekad untuk menunaikan haji ketika sudah dewasa dan sukses. Motivasi itu muncul ketika melihat kedua orangtua nya melakukan ibadah umrah.
Pada 2011 silam, orangtua perempuan kelahiran 4 Februari 2004 ini mendaftarkannya sebagai calon jamaah haji. Sejak itu, kata dia, entah kapan waktunya, dirinya terus menunggu giliran berangkat ke Tanah Suci.
“Karena Farah bertekad, kalau Farah sudah sukses pasti mau naik haji. Nah itulah kita enggak tahu kapan panggilan Allah itu datang. Alhamdulillah tahun ini terpanggil,” katanya.
Terbang ke Tanah Suci ini, Farah turut membawa doa khusus bagi almarhumah sang ibu. “Doa buat almarhumah Mama, kemudian doa cita-cita biar sukses, bisa membanggakan orangtua dan bisa bermanfaat bagi orang lain,” katanya.
Di samping itu, alumni Pesantren Misbahul Ulum, Paloh, Kota Lhokseumawe itu juga berpesan kepada kaula muda agar memanfaatkan masa muda sebaik mungkin.
Karena, menurut dia, bagi setiap orang, panggilan Allah tidak pernah terbayangkan bentuknya seperti apa, bisa terpanggil untuk menunaikan haji atau bahkan terpanggil menghadap sang ilahi.
“Intinya bersihkan hati, bersihkan jiwa baru hidayah itu datang. Jangan lalai dengan masa muda, karena kita enggak tahu kapan ajal itu akan menjemput,” kata Farah.
Usai pulang haji, kata Farah, dirinya akan melanjutkan pendidikan pendidikan di Pondok Pesantren Darullughah Wadda'wah, Jawa Timur.
Sementara itu, Ketua PPIH Embarkasi Aceh Iqbal mengatakan Farah akan berangkat bersama jamaah kloter IV dari Aceh Utara 208, Lhokseumawe 130 orang dan Aceh Tamiang 49 orang, dan empat orang Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) dan dua Pemandu Haji Daerah (PHD).
“Ia (Farah) memang sudah terdaftar dari awal sebagai jamaah, bukan jamaah cadangan atau pengganti,” kata Iqbal.
Sementara untuk jamaah haji tertua Embarkasi Aceh, kata Iqbal, berasal dari Kabupaten Aceh Barat yang bernama Cut Endek Teuku Budiman Binti Muhammad Amin B, yang kini berusia 65 tahun.
Perempuan ini akan berangkat dalam kloter V pada 19 Juni mendatang.
“Karena tahun ini ada pembatasan usia 65 tahun ke bawah, maka yang paling tua ini, artinya yang paling tua di antara yang tua-tua,” kata Iqbal.
Embarkasi Aceh mencatat rata-rata usia jamaah haji Aceh yang akan berangkat tahun ini antara 51-60 tahun yaitu sebanyak 955 jamaah atau 47,2 persen dari total jamaah yang akan berangkat sebanyak 1992 orang.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022
“Alhamdulillah di umur se muda ini enggak terbayang terpanggil ke sana (Tanah Suci),” kata Farah Fazira saat dijumpai di Embarkasi Aceh, Banda Aceh, Jumat.
Farah akan berangkat bersama kloter IV sekitar pada Sabtu (18/6) besok, pukul 01.30 WIB. Tidak sendiri, Farah terbang ke Madinah, Arab Saudi, untuk memenuhi panggilan Allah SWT bersama sang ayah Ikrimah (43).
Sejak kecil, kata Farah, dirinya memang sudah memiliki tekad untuk menunaikan haji ketika sudah dewasa dan sukses. Motivasi itu muncul ketika melihat kedua orangtua nya melakukan ibadah umrah.
Pada 2011 silam, orangtua perempuan kelahiran 4 Februari 2004 ini mendaftarkannya sebagai calon jamaah haji. Sejak itu, kata dia, entah kapan waktunya, dirinya terus menunggu giliran berangkat ke Tanah Suci.
“Karena Farah bertekad, kalau Farah sudah sukses pasti mau naik haji. Nah itulah kita enggak tahu kapan panggilan Allah itu datang. Alhamdulillah tahun ini terpanggil,” katanya.
Terbang ke Tanah Suci ini, Farah turut membawa doa khusus bagi almarhumah sang ibu. “Doa buat almarhumah Mama, kemudian doa cita-cita biar sukses, bisa membanggakan orangtua dan bisa bermanfaat bagi orang lain,” katanya.
Di samping itu, alumni Pesantren Misbahul Ulum, Paloh, Kota Lhokseumawe itu juga berpesan kepada kaula muda agar memanfaatkan masa muda sebaik mungkin.
Karena, menurut dia, bagi setiap orang, panggilan Allah tidak pernah terbayangkan bentuknya seperti apa, bisa terpanggil untuk menunaikan haji atau bahkan terpanggil menghadap sang ilahi.
“Intinya bersihkan hati, bersihkan jiwa baru hidayah itu datang. Jangan lalai dengan masa muda, karena kita enggak tahu kapan ajal itu akan menjemput,” kata Farah.
Usai pulang haji, kata Farah, dirinya akan melanjutkan pendidikan pendidikan di Pondok Pesantren Darullughah Wadda'wah, Jawa Timur.
Sementara itu, Ketua PPIH Embarkasi Aceh Iqbal mengatakan Farah akan berangkat bersama jamaah kloter IV dari Aceh Utara 208, Lhokseumawe 130 orang dan Aceh Tamiang 49 orang, dan empat orang Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) dan dua Pemandu Haji Daerah (PHD).
“Ia (Farah) memang sudah terdaftar dari awal sebagai jamaah, bukan jamaah cadangan atau pengganti,” kata Iqbal.
Sementara untuk jamaah haji tertua Embarkasi Aceh, kata Iqbal, berasal dari Kabupaten Aceh Barat yang bernama Cut Endek Teuku Budiman Binti Muhammad Amin B, yang kini berusia 65 tahun.
Perempuan ini akan berangkat dalam kloter V pada 19 Juni mendatang.
“Karena tahun ini ada pembatasan usia 65 tahun ke bawah, maka yang paling tua ini, artinya yang paling tua di antara yang tua-tua,” kata Iqbal.
Embarkasi Aceh mencatat rata-rata usia jamaah haji Aceh yang akan berangkat tahun ini antara 51-60 tahun yaitu sebanyak 955 jamaah atau 47,2 persen dari total jamaah yang akan berangkat sebanyak 1992 orang.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022