Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan (Distanpang) Pidie menyatakan produksi kakao di daerah itu turun drastis yakni dari 500 kilogram per hectare menjadi 300 hektare menyusul adanya gangguan hewan liar dan hama tanaman.

“Penurunan produksi ini salah satunya disebabkan gangguan binatang liar yang mengakibatkan petani takut ke kebun untuk mengurus tanaman coklatnya,” kata Koordinator data perkebunan, Irhas di Sigli, Jumat.

Ia menyebutkan Kabupaten Pidie memiliki luas lahan sepuluh ribu hectare dan saat ini menyusut menjadi sembilan ribu hectare yang terdiri dari tanaman yang belum menghasilkan sekitar 2000 hektare, tanaman yang menghasilkan sekitar 6.000 hektare dan tanaman rusak atau tidak berproduksi sekitar 1.000 hektare.

Irshas merincikan data tahun 2020,  produksi kakao di kabupaten itu mencapai 3,520 ton dengan rata-rata produksinya sebanyak 574 kilogram per hectare.

Menurut dia penurunan produksi tersebut juga disebabkan masih minimnya pemahaman petani terkait upaya pengembangan dan peningkatan produksi kako di kabupaten itu.

"Kurangnya pemahaman petani tentang tatacara merawat dan memelihara tanaman kakao dengan baik juga menjadi salah satu penyebab produktivitas hasil komoditas ini tidak mencapai target," kata Irhas.

Ia menambahkan dalam upaya meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani kakao di kabupaten itu, pihaknya menggelar kegiatan sekolah lapang yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman petani kakao terkait peremajaan, pemupukan dan mengatasi hama yang menyerang tanaman tersebut.
"Artinya, meningkatnya pemahaman petani terhadap pengembangan kakao akan mampu meningkatkan produksi dan pendapatan petani di masa mendatang," katanya.

Pewarta: Mira Ulfa

Editor : M Ifdhal


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022