Penjabat (Pj) Bupati Aceh Barat Daya Darmansah mengatakan penanganan stunting di daerah itu harus melibatkan lintas sektor dan tidak bisa bekerja sendiri-sendiri.
"Upaya mempercepat penurunan stunting di Aceh Barat Daya adalah memperkuat sinergitas dan kolaborasi lintas sektor secara intensif di setiap tingkatan wilayah," kata Darmansah di Aceh Barat Daya, Jumat.
Pernyataan tersebut disampaikan Pj Bupati Aceh Barat Daya Darmansah pada rapat koordinasi Satgas Percepatan Penurunan Stunting (PPS) Bersama yang digelar Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Aceh.
Darmansah mengatakan di antara faktor mempengaruhi kualitas sumber daya manusia adalah stunting. Oleh karena itu, pemerintah terus berupaya menangani stunting guna melahirkan generasi unggul di masa mendatang.
Oleh sebab itu, Darmansah berharap rapat koordinasi tersebut menjadi momentum refleksi, sekaligus menumbuhkan harapan dan keyakinan bahwa Aceh Barat Daya mampu menciptakan sumber daya manusia unggul, yaitu manusia berkualitas dan berdaya saing.
"Sumber daya manusia ini akan menjadi kekuatan Kabupaten Aceh Barat Daya dalam menyongsong Indonesia Negara Maju 2045," kata Darmansyah yang juga Kepala Sekretariat Majelis Adat Aceh (MAA).
Darmansyah mengatakan jumlah stunting Aceh Barat Daya adalah 1.339 anak yang tersebar di 152 desa. Sedangkan angka stunting tertinggi berada di Kecamatan Babahrot, yaitu sebanyak 146 anak.
"Dengan mencari akar permasalahan stunting dengan tepat dan cepat, saya yakin kita akan mampu menurunkan pravelensi stunting di Aceh Barat Daya, sehingga mencapai target nasional yaitu sebesar 14 persen," kata Darmansah.
Kepala Perwakilan BKKBN Aceh Sahidal Katri menyebutkan berdasarkan hasil Studi Kasus Gizi Indonesia (SSGI) 2021, angka stunting Kabupaten Aceh Barat Daya adalah 33,2 persen, menempati urutan ke 10 di Provinsi Aceh.
"Ini artinya terdapat 33 anak stunting dari 100 anak yang ada di Kabupaten Aceh Barat Daya. Setiap daerah memiliki akar permasalahan berbeda-beda. Penyelesaian masalah juga dilakukan dengan cara yang berbeda pula sesuai kearifan lokal masing-masing wilayah," kata Sahidal Katri.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022
"Upaya mempercepat penurunan stunting di Aceh Barat Daya adalah memperkuat sinergitas dan kolaborasi lintas sektor secara intensif di setiap tingkatan wilayah," kata Darmansah di Aceh Barat Daya, Jumat.
Pernyataan tersebut disampaikan Pj Bupati Aceh Barat Daya Darmansah pada rapat koordinasi Satgas Percepatan Penurunan Stunting (PPS) Bersama yang digelar Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Aceh.
Darmansah mengatakan di antara faktor mempengaruhi kualitas sumber daya manusia adalah stunting. Oleh karena itu, pemerintah terus berupaya menangani stunting guna melahirkan generasi unggul di masa mendatang.
Oleh sebab itu, Darmansah berharap rapat koordinasi tersebut menjadi momentum refleksi, sekaligus menumbuhkan harapan dan keyakinan bahwa Aceh Barat Daya mampu menciptakan sumber daya manusia unggul, yaitu manusia berkualitas dan berdaya saing.
"Sumber daya manusia ini akan menjadi kekuatan Kabupaten Aceh Barat Daya dalam menyongsong Indonesia Negara Maju 2045," kata Darmansyah yang juga Kepala Sekretariat Majelis Adat Aceh (MAA).
Darmansyah mengatakan jumlah stunting Aceh Barat Daya adalah 1.339 anak yang tersebar di 152 desa. Sedangkan angka stunting tertinggi berada di Kecamatan Babahrot, yaitu sebanyak 146 anak.
"Dengan mencari akar permasalahan stunting dengan tepat dan cepat, saya yakin kita akan mampu menurunkan pravelensi stunting di Aceh Barat Daya, sehingga mencapai target nasional yaitu sebesar 14 persen," kata Darmansah.
Kepala Perwakilan BKKBN Aceh Sahidal Katri menyebutkan berdasarkan hasil Studi Kasus Gizi Indonesia (SSGI) 2021, angka stunting Kabupaten Aceh Barat Daya adalah 33,2 persen, menempati urutan ke 10 di Provinsi Aceh.
"Ini artinya terdapat 33 anak stunting dari 100 anak yang ada di Kabupaten Aceh Barat Daya. Setiap daerah memiliki akar permasalahan berbeda-beda. Penyelesaian masalah juga dilakukan dengan cara yang berbeda pula sesuai kearifan lokal masing-masing wilayah," kata Sahidal Katri.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022