Banjir luapan sungai yang terjadi pada Selasa (6/12) pagi telah memutus akses jalan antar kampung di wilayah Kecamatan Tenggulun, Kabupaten Aceh Tamiang.
"Jalan arah ke Kampung Tenggulun airnya agak dalam akses jalan terputus. Tapi warga masih bisa menggunakan jalan alternatif yang agak tinggi," kata Camat Tenggulun Muhammad Dede Winatha dihubungi dari Kuala Simpang, Selasa.
Menurut Dede banjir disebabkan hujan deras yang mengguyur wilayah Tenggulun pada Senin sore hingga malam memicu aliran Sungai Kiri Aceh Tamiang meluap. Banjir luapan merendam rumah penduduk dan ruas jalan utama kecamatan.
"Di Kecamatan Tenggulun untuk sementara ini masih terjadi banjir biasa. Banjir merendam Kampung Simpang Kiri yang bersebelahan langsung dengan aliran sungai Aceh Tamiang," ujarnya.
Dede menyatakan sejauh ini pihaknya belum menerima laporan warga mengungsi.
"Saat ini kondisi air sudah mulai surut semoga enggak hujan lagi nanti malam," ujar Dede Winatha.
Sementara itu Camat Bandar Pusaka Cakra Agie Winapati menyatakan aliran Sungai Kanan yang melintasi wilayah Bandar Pusaka terpantau naik, tapi belum masuk ke permukiman. Hal itu membuat aktivitas warga khususnya yang tinggal di seberang sungai jadi terganggu.
"Debit sungai naik tapi belum signifikan masih batas aman. Cuman transportasi penyeberangan getek tidak bisa lewat karena sungai sedang banjir," ungkap Cakra Agie.
Menurut Cakra Agie getek penyeberangan sungai yang tidak bisa beroperasi berada di dua titik yakni, Kampung Serkil dan Kampung Baleng Karang.
Saat ini kedua camat tersebut tengah mempersiapkan bantuan logistik pangan dari buffer stock Dinsos Aceh Tamiang yang telah distok di kecamatan untuk disalurkan bila ada warga menjadi korban banjir atau di pengungsian.
Informasi diperoleh banjir luapan sungai juga terjadi di kawasan lapangan bawah Dusun Pahlawan, Desa Kota Kuala Simpang. Kawasan ini kerap menjadi langganan banjir karena dekat dengan daerah aliran sungai (DAS) Aceh Tamiang.
Laporan lain menyebutkan di wilayah hilir Kampung Balai, Kecamatan Bendahara juga diterjang banjir akibat luapan sungai dari tanggul sungai yang sudah kritis.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022
"Jalan arah ke Kampung Tenggulun airnya agak dalam akses jalan terputus. Tapi warga masih bisa menggunakan jalan alternatif yang agak tinggi," kata Camat Tenggulun Muhammad Dede Winatha dihubungi dari Kuala Simpang, Selasa.
Menurut Dede banjir disebabkan hujan deras yang mengguyur wilayah Tenggulun pada Senin sore hingga malam memicu aliran Sungai Kiri Aceh Tamiang meluap. Banjir luapan merendam rumah penduduk dan ruas jalan utama kecamatan.
"Di Kecamatan Tenggulun untuk sementara ini masih terjadi banjir biasa. Banjir merendam Kampung Simpang Kiri yang bersebelahan langsung dengan aliran sungai Aceh Tamiang," ujarnya.
Dede menyatakan sejauh ini pihaknya belum menerima laporan warga mengungsi.
"Saat ini kondisi air sudah mulai surut semoga enggak hujan lagi nanti malam," ujar Dede Winatha.
Sementara itu Camat Bandar Pusaka Cakra Agie Winapati menyatakan aliran Sungai Kanan yang melintasi wilayah Bandar Pusaka terpantau naik, tapi belum masuk ke permukiman. Hal itu membuat aktivitas warga khususnya yang tinggal di seberang sungai jadi terganggu.
"Debit sungai naik tapi belum signifikan masih batas aman. Cuman transportasi penyeberangan getek tidak bisa lewat karena sungai sedang banjir," ungkap Cakra Agie.
Menurut Cakra Agie getek penyeberangan sungai yang tidak bisa beroperasi berada di dua titik yakni, Kampung Serkil dan Kampung Baleng Karang.
Saat ini kedua camat tersebut tengah mempersiapkan bantuan logistik pangan dari buffer stock Dinsos Aceh Tamiang yang telah distok di kecamatan untuk disalurkan bila ada warga menjadi korban banjir atau di pengungsian.
Informasi diperoleh banjir luapan sungai juga terjadi di kawasan lapangan bawah Dusun Pahlawan, Desa Kota Kuala Simpang. Kawasan ini kerap menjadi langganan banjir karena dekat dengan daerah aliran sungai (DAS) Aceh Tamiang.
Laporan lain menyebutkan di wilayah hilir Kampung Balai, Kecamatan Bendahara juga diterjang banjir akibat luapan sungai dari tanggul sungai yang sudah kritis.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022