PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) mencatat realisasi produksi pupuk urea sepanjang tahun 2022 mencapai 526.580 ton atau 82,28 persen dari rencana 640.000 ton.
Direktur Utama PT PIM Budi Santoso Syarif di Lhokseumawe, Senin, mengatakan sedangkan realisasi produksi amoniak sebesar 377.510 ton atau 101,48 persen dari rencana produksi 372.800 ton.
"Kami patut bersyukur dengan pencapaian produksi tersebut, terlebih saat ini PIM masih mengandalkan operasional satu pabrik dalam kegiatan produksi," kata Budi Santoso.
Dengan realisasi produksi tersebut, kata Budi Santoso, PT PIM mampu memenuhi kebutuhan pupuk urea dan amoniak untuk dalam negeri dan juga kebutuhan ekspor.
Budi Santoso menyebutkan saat ini PIM memiliki tiga unit mesin pengantongan dengan kapasitas 2.400 hingga 2.700 ton per hari. PT PIM juga terus berupaya menjaga kualitas dan kuantitas produk sebelum dikantongi, sehingga pupuk yang diterima konsumen selalu terjaga sesuai standar.
Produk yang telah dikantongi akan langsung didistribusikan atau disimpan dalam gudang dengan kapasitas simpan di gudang lini satu sebanyak 5.000 ton, kata Budi Santoso Syarif.
"Pada 2022, PIM berhasil mengoperasikan pabrik pupuk NPK dengan kapasitas produksi 500 ribu ton per tahun. Dengan kapasitas tersebut maka PIM akan melakukan penjualan perdana produk pupuk NPK," katanya.
Dengan beroperasinya pabrik pupuk NPK, kata Budi Santoso, diharapkan PT PIM dapat memenuhi kebutuhan pupuk NPK kepada petani dan juga dapat berkontribusi lebih besar lagi dalam pemenuhan kebutuhan pupuk NPK untuk mendukung ketahanan pangan nasional.
Budi Santoso Syarif mengatakan PT PIM sebagai anak perusahaan Pupuk Indonesia Grup berkomitmen untuk terus melakukan langkah-langkah dalam strategis demi tersedianya kebutuhan pupuk.
"Kami mewakili manajemen PT PIM mengucapkan terima kasih atas kerja keras jajaran sepanjang 2022 serta memiliki semangat perjuangan tinggi dan berusaha maksimal untuk kemajuan perusahaan," kata Budi Santoso Syarif.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023
Direktur Utama PT PIM Budi Santoso Syarif di Lhokseumawe, Senin, mengatakan sedangkan realisasi produksi amoniak sebesar 377.510 ton atau 101,48 persen dari rencana produksi 372.800 ton.
"Kami patut bersyukur dengan pencapaian produksi tersebut, terlebih saat ini PIM masih mengandalkan operasional satu pabrik dalam kegiatan produksi," kata Budi Santoso.
Dengan realisasi produksi tersebut, kata Budi Santoso, PT PIM mampu memenuhi kebutuhan pupuk urea dan amoniak untuk dalam negeri dan juga kebutuhan ekspor.
Budi Santoso menyebutkan saat ini PIM memiliki tiga unit mesin pengantongan dengan kapasitas 2.400 hingga 2.700 ton per hari. PT PIM juga terus berupaya menjaga kualitas dan kuantitas produk sebelum dikantongi, sehingga pupuk yang diterima konsumen selalu terjaga sesuai standar.
Produk yang telah dikantongi akan langsung didistribusikan atau disimpan dalam gudang dengan kapasitas simpan di gudang lini satu sebanyak 5.000 ton, kata Budi Santoso Syarif.
"Pada 2022, PIM berhasil mengoperasikan pabrik pupuk NPK dengan kapasitas produksi 500 ribu ton per tahun. Dengan kapasitas tersebut maka PIM akan melakukan penjualan perdana produk pupuk NPK," katanya.
Dengan beroperasinya pabrik pupuk NPK, kata Budi Santoso, diharapkan PT PIM dapat memenuhi kebutuhan pupuk NPK kepada petani dan juga dapat berkontribusi lebih besar lagi dalam pemenuhan kebutuhan pupuk NPK untuk mendukung ketahanan pangan nasional.
Budi Santoso Syarif mengatakan PT PIM sebagai anak perusahaan Pupuk Indonesia Grup berkomitmen untuk terus melakukan langkah-langkah dalam strategis demi tersedianya kebutuhan pupuk.
"Kami mewakili manajemen PT PIM mengucapkan terima kasih atas kerja keras jajaran sepanjang 2022 serta memiliki semangat perjuangan tinggi dan berusaha maksimal untuk kemajuan perusahaan," kata Budi Santoso Syarif.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023