Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) menyerahkan bantuan pemulihan ekonomi pascabencana (PEPB) untuk korban kebakaran unit usaha di Kota Subulussalam, Provinsi Aceh, beberapa waktu lalu.
Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBA Said Ashim, Jumat, mengatakan seiring dengan meningkatnya kejadian bencana di Aceh, BPBA terus berinovasi memberikan pelayanan masyarakat dalam penanggulangan bencana, mulai masa pra bencana, saat bencana dan pasca bencana.
"Bencana tidak hanya berdampak korban jiwa namun juga berdampak terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat," kata Said dalam keterangan diterima di Banda Aceh.
Baca juga: Lahan cluster 1 PT PGE di Aceh Utara terbakar saat pekerja bakar rumput
Salah satu program penanggulangan bencana pasca bencana, lanjut dia, yakni PEPB berdasarkan Peraturan Gubernur Aceh Nomor 25 Tahun 2019 tentang Pemulihan Ekonomi Pascabencana.
Untuk kali ini, dia menjelaskan, bantuan PEPB diberikan kepada lima pemilik usaha yang menjadi korban kebakaran di Gampong Penanggalan Timur, Kecamatan Penanggalan dan Gampong Belukur Makmur, Kecamatan Rundeng, Kota Subulussalam pada Februari 2022.
Adapun lima penerima bantuan PEPB tersebut yaitu Ardianto dengan jenis usaha warung kopi, Abdi Suhada Manik jenis usaha warung kelontong, Karyaman Bancin dengan jenis usaha kios ponsel, Aan Surianto jenis usaha warung kelontong dan M Nasir Kombih dengan jenis usaha rumah walet.
Bantuan diserahkan langsung oleh Said Ashim kepada Wali Kota Subulussalam Affan Alfian yang didampingi Kepala Pelaksana BPBD Subulusalam.
Said menjelaskan, penyelenggaraan program pemulihan ekonomi pasca bencana memberikan peluang atau kesempatan untuk peran serta masyarakat yang terdampak bencana karena perhitungan dampak bencana hanya memperhitungkan dampak nilai kerusakan.
Akibatnya efek total bencana tidak diperhitungkan seluruhnya sehingga banyak kebutuhan sosial tidak mendapat perhatian, pembangunan ekonomi tidak sepenuhnya di perhatikan.
"Sehubungan dengan itu, Pemerintah Aceh melalui BPBA, sejak tahun 2019, melakukan inovasi, perlunya pemulihan ekonomi masyarakat pasca bencana terpenuhinya kebutuhan sosial dan pembangunan ekonomi mendapat perhatian," ujarnya.
Ia berharap, program itu bermanfaat bagi masyarakat untuk bangkit kembali dalam waktu yang relasi cepat dengan prinsip mendorong kemandirian masyarakat dalam rangka mengurangi kemiskinan dan ketangguhan masyarakat secara berkelanjutan.
Secara umum, menurut dia, sasaran penerima manfaat pemulihan ekonomi pasca bencana yakni masyarakat Aceh yang terdampak bencana seperti petani, pekebun, peternak, nelayan, pedagang, perajin, seniman, pelaku usaha jasa wisata dan pelaku usaha lainnya.
Sementara itu, Wali Kota Subulussalam Affan Alfian mengapresiasi Pemerintah Aceh melalui BPBA yang telah menyalurkan bantuan itu kepada korban setempat di daerah itu.
“Semoga bantuan ini dapat bermanfaat bagi penerima bantuan PEPB sehingga dapat memulai kembali usahanya dan nantinya akan berdampak pada peningkatan taraf hidupnya serta dapat meningkatkan daya beli masyarakat,” ujarnya.
Baca juga: BPBK Abdya butuh penambahan pos dan armada damkar
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023
Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBA Said Ashim, Jumat, mengatakan seiring dengan meningkatnya kejadian bencana di Aceh, BPBA terus berinovasi memberikan pelayanan masyarakat dalam penanggulangan bencana, mulai masa pra bencana, saat bencana dan pasca bencana.
"Bencana tidak hanya berdampak korban jiwa namun juga berdampak terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat," kata Said dalam keterangan diterima di Banda Aceh.
Baca juga: Lahan cluster 1 PT PGE di Aceh Utara terbakar saat pekerja bakar rumput
Salah satu program penanggulangan bencana pasca bencana, lanjut dia, yakni PEPB berdasarkan Peraturan Gubernur Aceh Nomor 25 Tahun 2019 tentang Pemulihan Ekonomi Pascabencana.
Untuk kali ini, dia menjelaskan, bantuan PEPB diberikan kepada lima pemilik usaha yang menjadi korban kebakaran di Gampong Penanggalan Timur, Kecamatan Penanggalan dan Gampong Belukur Makmur, Kecamatan Rundeng, Kota Subulussalam pada Februari 2022.
Adapun lima penerima bantuan PEPB tersebut yaitu Ardianto dengan jenis usaha warung kopi, Abdi Suhada Manik jenis usaha warung kelontong, Karyaman Bancin dengan jenis usaha kios ponsel, Aan Surianto jenis usaha warung kelontong dan M Nasir Kombih dengan jenis usaha rumah walet.
Bantuan diserahkan langsung oleh Said Ashim kepada Wali Kota Subulussalam Affan Alfian yang didampingi Kepala Pelaksana BPBD Subulusalam.
Said menjelaskan, penyelenggaraan program pemulihan ekonomi pasca bencana memberikan peluang atau kesempatan untuk peran serta masyarakat yang terdampak bencana karena perhitungan dampak bencana hanya memperhitungkan dampak nilai kerusakan.
Akibatnya efek total bencana tidak diperhitungkan seluruhnya sehingga banyak kebutuhan sosial tidak mendapat perhatian, pembangunan ekonomi tidak sepenuhnya di perhatikan.
"Sehubungan dengan itu, Pemerintah Aceh melalui BPBA, sejak tahun 2019, melakukan inovasi, perlunya pemulihan ekonomi masyarakat pasca bencana terpenuhinya kebutuhan sosial dan pembangunan ekonomi mendapat perhatian," ujarnya.
Ia berharap, program itu bermanfaat bagi masyarakat untuk bangkit kembali dalam waktu yang relasi cepat dengan prinsip mendorong kemandirian masyarakat dalam rangka mengurangi kemiskinan dan ketangguhan masyarakat secara berkelanjutan.
Secara umum, menurut dia, sasaran penerima manfaat pemulihan ekonomi pasca bencana yakni masyarakat Aceh yang terdampak bencana seperti petani, pekebun, peternak, nelayan, pedagang, perajin, seniman, pelaku usaha jasa wisata dan pelaku usaha lainnya.
Sementara itu, Wali Kota Subulussalam Affan Alfian mengapresiasi Pemerintah Aceh melalui BPBA yang telah menyalurkan bantuan itu kepada korban setempat di daerah itu.
“Semoga bantuan ini dapat bermanfaat bagi penerima bantuan PEPB sehingga dapat memulai kembali usahanya dan nantinya akan berdampak pada peningkatan taraf hidupnya serta dapat meningkatkan daya beli masyarakat,” ujarnya.
Baca juga: BPBK Abdya butuh penambahan pos dan armada damkar
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023