Pemerintah Kabupaten Aceh Besar melalui Dinas Pangan daerah setempat menyatakan terus meningkatkan pengembangan pangan lestari di daerah itu dalam upaya menekan angka stunting dan aju inflasi.

“Saat ini kita terus memaksimalkan sosialisasi program pengembangan pangan lestari sebagai salah satu upaya menurunkan angka stunting dengan melibatkan sepuluh gampong/desa di Aceh Besar yang angka stuntingnya tinggi,” kata  Kepala Dinas Pangan Kabupaten Aceh Besar Fuadi Akhmad di Lambaro, Kamis.

Ia menjelaskan lewat pangan lestari yang memanfaatkan lahan perkarangan untuk skala rumah tangga dan lahan untuk usaha akan mampu menghasilkan bahan makanan pangan termasuk sayur mayur yang bergizi, berimbang, aman dan seimbang.

“Ketersediaan bahan pangan yang bergizi, berimbang, aman dan seimbang akan mampu mencukupi asupan gizi  keluarga dan dapat menekan angka stunting di sepuluh desa khususnya dan Aceh Besar umumnya,” katanya.

Menurut dia pihaknya juga terus memaksimalkan diversifikasi pangan yang disesuaikan dengan ketersediaan sumber daya alam, manusia dan potensi komoditas yang layak dikembangkan di daerah tersebut.

“Kita akan memberikan pendampingan dan alih teknologi termasuk menanam bahan pangan selain padi seperti janeng, jagung dan pengolahan sagu. Ini juga bagian sebagai pengganti pemenuhan karbohidrat selain dari makanan utama beras,” katanya.

Pihaknya optimistis dengan program pangan lestari dengan memanfaatkan perkarangan rumah akan mampu menekan biaya pengeluaran rumah tangga dan menekan angka stuting karena seluruh kebutuhan sayur mayur bergizi tersedia dengan cukup.

Data Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Besar mencatat angka stunting di kabupaten itu turun sebesar 5,4 persen pada tahun 2022 yakni dari 32,4 persen 2021 menjadi 27 persen tahun itu.

Baca juga: Nagan Raya lakukan penguatan manajemen data guna turunkan stunting

Pewarta: M Ifdhal

Editor : Febrianto Budi Anggoro


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023