Penjabat (Pj) Wali Kota Lhokseumawe Imran turun langsung bersama masyarakat setempat melakukan gotong royong membersihkan saluran irigasi untuk mengairi sawah dalam rangka menyambut musim tanam padi rendengan di wilayah Aceh, sekaligus antisipasi banjir.

"Sampai saat ini masih banyak kita temukan limbah rumah tangga yang memenuhi aliran sungai sampai menghambat aliran air,” kata Pj Wali Kota Lhokseumawe Imran meninjau Kecamatan Blang Mangat, Lhokseumawe, Rabu.

Selain itu, Pj wali kota juga ikut menebang sejumlah pohon liar yang mengganggu aliran air ke sawah maupun ke irigasi desa. 

Imran meminta aparatur desa untuk menggalakkan aksi gotong royong secara intensif melalui program Jumat Bersih. Hal tersebut guna pencegahan banjir di seluruh wilayah, yang memang seharusnya dilakukan secara merata.

"Kita harus berkolaborasi, ini kita lakukan bersama agar kebersihan lingkungan bisa dilakukan secara merata. Sehingga kemungkinan banjir saat musim penghujan bisa diminimalisir, walaupun tetap terjadi genangan air tapi bisa cepat surut," ujarnya.

Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Aceh menyebut luas bahan baku sawah di Provinsi Aceh sebanyak 213.997 hektare. Sedangkan untuk Kota Lhokseumawe memiliki luas lahan baku sawah 1.068 hektare.

Di daerah tersebut, Imran meninjau sejumlah gampong atau desa seperti Desa Mane Kareng, Mesjid Peunteut, Rayeuk Kareung, dan Blang Buloh. Daerah ini juga menjadi kawasan yang berpotensi terjadi banjir pada saat Aceh mulai memasuki musim penghujan.

Saat peninjauan, Imran mendapati adanya penyempitan aliran sungai, sedimentasi, penumpukan sampah, serta banyak tumbuhan liar dan juga tanaman yang tidak seharusnya ditanam di pinggiran sungai, sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2011 tentang Sungai.

Karena itu, dia menilai kesadaran masyarakat untuk memelihara lingkungan masih tergolong sangat rendah. Masih banyak warga yang berfikir kebersihan maupun menjaga lingkungan, merupakan tanggung jawab dari pemerintah, padahal ini merupakan tugas bersama sebagai upaya mitigasi bencana.

“Kita banyak temukan popok bayi, pembalut wanita, sampah plastik yang sulit terurai. Ini bukti jelas kalau kesadaran masyarakat terkait menjaga lingkungan masih rendah," ujarnya.

Baca juga: DPR Aceh apresiasi warga Aceh Tamiang alih fungsi lahan sawit ke sawah

Pewarta: Khalis Surry

Editor : Febrianto Budi Anggoro


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023