Akibat tidak ada angkutan selama lima hari terakhir, sampah plastik dan sampah rumah tangga menumpuk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Desa Blang Rayeuk, Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe. Tumpukan sampah tersebut membuat jalan menjadi sempit dan juga mengeluarkan bau yang tidak sedap. 

Salah satu pekerja di Tempat Pembuangan Akhir, Umar di Lhokseumawe, Rabu (18/10) mengatakan, hingga saat ini belum ada pengangkutan ke TPA Alulim. Penanganan terganggu akibat kurangnya alat berat, serta  tempat pembuangan sampah dalam kondisi sangat becek karena musim hujan.

“Kami hanya memiliki dua unit mobil sampah, jadi pembuangan harus dilakukan secara bergantian,” kata Umar.

Baca juga: Pj Wali Kota Lhokseumawe sidak kantor damkar, ini yang ditemukan

Selain itu, kondisi sampah makin menggunung di kawasan jalan tersebut karena kurangnya kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempat yang sudah disediakan.

“Sudah saya peringatkan kepada masyarakat agar tidak ada yang membuang sampah di pinggir jalan,” tambahnya.
 

Kepala Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan PEMK Lhokseumawe, Darius mengatakan kendala utama adalah belum efektifnya jam pembuangan sampah yang sebelumnya sudah disosialisasikan, yaitu dari pukul 19.00 sampai 07.00 WIB.

”Saat ini jadwal angkut sudah sekali per hari, karena kendala BBM yang biasanya ada penambahan di APBK dan saat ini dalam tahapan diakomodir pada pergeseran,” kata Darius.

Darius menambahkan, bahwa tahun ini sudah memanfaatkan alat berat, yaitu satu eskavator  di TPA dan satu loader dimanfaatkan untuk pembersihan saluran demi mengantisipasi banjir. Truk yang beroperasi tersebar pada empat kecamatan, dengan jumlah  28 unit.

“Kuota sampah timbangan normal rata-rata empat ton perhari, pembersihan diluar jam angkutan regular dan gotong – royong  kerap dilakukan oleh  Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK),” tambah Darius.

 Sementara itu salah seorang warga, Mulyani mengatakan tempat sampah yang disediakan dinas sudah penuh selama beberapa hari.

“Kalau bisa binnya ditambah,  harus ada tiap hari yang kosong,” katanya.

Penulis: Siti Raisya Rani, mahasiswa Malikussaleh

Baca juga: Produksi sampah capai 207 ton per hari, Aceh Tengah butuh TPST baru

Pewarta: Redaksi Antara Aceh

Editor : Febrianto Budi Anggoro


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023