Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh memperkirakan provinsi paling barat Indonesia itu bisa memproduksi sekitar 802,75 ribu ton beras sepanjang tahun 2023, dengan luas panen sekitar 254,32 ribu hektare.
Statistik BPS Aceh Titiek Zurriyati di Banda Aceh, Rabu, mengatakan angka tersebut didapatkan dengan melihat tren produksi padi kualitas gabah kering panen (GKG) pada periode Januari-September 2023 yang diperkirakan mencapai 1,04 juta ton GKG.
Dan potensi produksi padi selama Oktober - Desember 2023 yang mencapai 354,43 ribu ton GKG, sehingga total produksi padi pada 2023 diperkirakan sebesar 1,39 juta ton GKG.
“Jika produksi padi dikonversikan menjadi beras untuk konsumsi pangan penduduk, maka total produksi beras pada 2023 diperkirakan 802,75 ribu ton,” ujarnya.
Baca juga: Sah jadi Mentan, Amran bakal tekan impor beras
Ia menjelaskan produksi beras pada September - Desember 2023 merupakan angka sementara, karena menggunakan angka panen padi pada September 2023 dan potensi luas panen padi pada Oktober - Desember 2023 serta rata-rata produksi Subround III 2018-2022.
“Maka potensi tiga bulan ke depan perlu dijaga agar tidak terjadi penurunan yang signifikan,” ujarnya.
Dalam proyeksi itu, kata dia, terdapat lima kabupaten dengan potensi produksi padi GKG tertinggi pada 2023, yaitu Aceh Utara sebesar 238,08 ribu ton dengan luas panen 44,29 ribu hektare, Pidie sebesar 220,58 ribu ton dengan luas panen 34,91 ribu hektare.
Kemudian Kabupaten Aceh Besar dengan produksi GKG sebesar 155,47 ribu ton dengan luas panen 29,52 ribu hektare, Bireuen sebesar 131,43 ribu ton dengan luas panen 22,03 ribu hektare dan Aceh Timur sebesar 107,27 ribu ton dengan luas panen 20,54 ribu hektare.
Jika produksi padi lima daerah itu dikonversikan menjadi beras, maka produksi beras di Aceh Utara sebesar 137,15 ribu ton, Pidie sebesar 127,07 ribu ton, Bireuen sebesar 75,71 ribu ton, Aceh Besar 89,56 ribu ton dan Aceh Timur sebesar 61,79 ribu ton serta daerah lain yang rata-rata di bawah 50 ribu ton.
“Produksi padi tertinggi selama tahun 2023 terjadi pada April yaitu sebesar 232,65 ribu ton GKG. Sedangkan produksi padi terendah terjadi pada Agustus yaitu 14,4 ribu ton GKG. Produksi beras tertinggi juga terjadi pada bulan April dan terendah pada Agustus,” ujarnya.
Untuk diketahui, luas baku sawah (LBS) di Aceh sesuai Keputusan Menteri ATR/Kepala BPN pada 2019 seluas 213.997 hektare.
Data statistik luas panen, dan produksi padi itu merupakan perbaikan terhadap metodologi perhitungan produksi beras dengan metode kerangka sampel area (KSA).
KSA ini memanfaatkan teknologi citra satelit yang berasal dari Badan Informasi Geospasial (BIG) untuk melakukan pemetaan lahan baku sawah yang ditetapkan Kementerian ATR/BPN untuk mengestimasikan luas panen.
Baca juga: DPRA minta Bulog perjelas soal dugaan beras plastik di Aceh
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023
Statistik BPS Aceh Titiek Zurriyati di Banda Aceh, Rabu, mengatakan angka tersebut didapatkan dengan melihat tren produksi padi kualitas gabah kering panen (GKG) pada periode Januari-September 2023 yang diperkirakan mencapai 1,04 juta ton GKG.
Dan potensi produksi padi selama Oktober - Desember 2023 yang mencapai 354,43 ribu ton GKG, sehingga total produksi padi pada 2023 diperkirakan sebesar 1,39 juta ton GKG.
“Jika produksi padi dikonversikan menjadi beras untuk konsumsi pangan penduduk, maka total produksi beras pada 2023 diperkirakan 802,75 ribu ton,” ujarnya.
Baca juga: Sah jadi Mentan, Amran bakal tekan impor beras
Ia menjelaskan produksi beras pada September - Desember 2023 merupakan angka sementara, karena menggunakan angka panen padi pada September 2023 dan potensi luas panen padi pada Oktober - Desember 2023 serta rata-rata produksi Subround III 2018-2022.
“Maka potensi tiga bulan ke depan perlu dijaga agar tidak terjadi penurunan yang signifikan,” ujarnya.
Dalam proyeksi itu, kata dia, terdapat lima kabupaten dengan potensi produksi padi GKG tertinggi pada 2023, yaitu Aceh Utara sebesar 238,08 ribu ton dengan luas panen 44,29 ribu hektare, Pidie sebesar 220,58 ribu ton dengan luas panen 34,91 ribu hektare.
Kemudian Kabupaten Aceh Besar dengan produksi GKG sebesar 155,47 ribu ton dengan luas panen 29,52 ribu hektare, Bireuen sebesar 131,43 ribu ton dengan luas panen 22,03 ribu hektare dan Aceh Timur sebesar 107,27 ribu ton dengan luas panen 20,54 ribu hektare.
Jika produksi padi lima daerah itu dikonversikan menjadi beras, maka produksi beras di Aceh Utara sebesar 137,15 ribu ton, Pidie sebesar 127,07 ribu ton, Bireuen sebesar 75,71 ribu ton, Aceh Besar 89,56 ribu ton dan Aceh Timur sebesar 61,79 ribu ton serta daerah lain yang rata-rata di bawah 50 ribu ton.
“Produksi padi tertinggi selama tahun 2023 terjadi pada April yaitu sebesar 232,65 ribu ton GKG. Sedangkan produksi padi terendah terjadi pada Agustus yaitu 14,4 ribu ton GKG. Produksi beras tertinggi juga terjadi pada bulan April dan terendah pada Agustus,” ujarnya.
Untuk diketahui, luas baku sawah (LBS) di Aceh sesuai Keputusan Menteri ATR/Kepala BPN pada 2019 seluas 213.997 hektare.
Data statistik luas panen, dan produksi padi itu merupakan perbaikan terhadap metodologi perhitungan produksi beras dengan metode kerangka sampel area (KSA).
KSA ini memanfaatkan teknologi citra satelit yang berasal dari Badan Informasi Geospasial (BIG) untuk melakukan pemetaan lahan baku sawah yang ditetapkan Kementerian ATR/BPN untuk mengestimasikan luas panen.
Baca juga: DPRA minta Bulog perjelas soal dugaan beras plastik di Aceh
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023