Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah usaha pertanian di Provinsi Aceh pada 2023 sebanyak 826.176 unit yang didominasi oleh usaha pertanian perorangan (UTP) mencapai 825.798 unit usaha atau 99,9 persen, berdasarkan hasil Sensus Pertanian 2023.

Kepala BPS Aceh Ahmadriswa Nasution di Banda Aceh, Senin, mengatakan Sensus Pertanian 2023 merupakan sensus pertanian ketujuh yang dilaksanakan sesuai amanat Undang-Undang Nomor 16 tahun 1997 tentang statistik. Sensus ini dilakukan sekurang-kurangnya dalam 10 tahun sekali.

“Jumlah usaha pertanian di Aceh tahun 2023 sebanyak 826.176 unit, ini bila dibandingkan dengan tahun 2013 naik sebesar 3,93 persen,” kata Ahmadriswan.

Ia menjelaskan dari total usaha pertanian di Aceh pada 2023, di antaranya UTP sebanyak 826.176 unit atau 99,9 persen, usaha perusahaan pertanian berbadan hukum (UPB) sebanyak 105 unit atau 0,01 persen, dan usaha pertanian lainnya (UTL) sebanyak 273 unit atau 0,03 persen.

Jumlah UTP di Aceh pada 2023 juga mengalami kenaikan 3,97 persen dibanding 2013 yang hanya 794.266 unit. Kemudian UPB juga menaik 5 persen dari 2013 tercatat 100 unit dan begitu juga dengan UTL yang naik 141,5 persen dari 2013 yang hanya 113 unit.

“UTP mendominasi usaha pertanian di semua subsektor. UTP terbanyak terdapat di sub sektor tanaman pangan mencapai 465.507 unit usaha, UPB terbanyak di sub sektor perkebunan yang mencapai 85 unit usaha, dan UTL terbanyak di sub sektor hortikultura yang mencapai 129 unit usaha,” ujarnya.

Ia menambahkan UTP paling banyak terdapat di Kabupaten Aceh Utara yang mencapai 131.198 unit atau 15,89 persen dari total UTP di daerah berjulukan Tanah Rencong itu. Sementara UTP paling sedikit di Banda Aceh yakni hanya 2.369 unit atau 0,29 persen dari total UTP di Aceh.

Ahmadriswan mengatakan Sensus Pertanian 2023 diharapkan dapat menjawab kebutuhan data baik di level daerah, nasional maupun global dengan tetap mengacu pada program FOA World Programme for the Census of Agriculture (WCA) 2020.

Tujuan utama Sensus Pertanian 2023 yakni untuk menyediakan data mengenai struktur pertanian nasional hingga level wilayah terkecil, kemudian menyediakan kerangka sampel pertanian yang mutakhir sebagai dasar survei pertanian selanjutnya dan sebagai patokan (benchmark) dan rekonsiliasi statistik pertanian.

Menurutnya, pendataan dilakukan pada tujuh sub sektor yakni tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, perikanan, peternakan, kehutanan, dan jasa pertanian.

“Ini komitmen kami untuk terus mengawal penyediaan data yang berkualitas. Mudah-mudahan data ini dapat memberikan semacam rekomendasi, sinyal, bagi para pengguna data, terutama pemerintah daerah dalam mengawal rumusan kebijakan atau perencanaan pembangunan,” ujarnya.
 

Pewarta: Khalis Surry

Editor : M.Haris Setiady Agus


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023