Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) mencatat sebanyak 418 kejadian bencana alam yang melanda wilayah Aceh selama tahun 2023, dengan total kerugian mencapai sekitar Rp430 miliar.
“Kerugian tersebut dihitung dari kerusakan infrastruktur, harta benda warga, dan lahan pertanian,” kata Kepala Pelaksana BPBA Ilyas melalui Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) di Banda Aceh, Kamis.
Ia menjelaskan, jumlah kejadian bencana selama 2023 lebih sedikit dibanding pada 2022 yang mencapai 469 kejadian. Namun, nilai kerugian justru bertambah dibanding 2022 yakni sekitar Rp335 miliar.
Selama 2023, lanjut dia, kebakaran pemukiman masih mendominasi bencana yang terjadi di daerah Tanah Rencong itu yang mencapai 149 kejadian, dengan dampak kerugian sekitar Rp87 miliar.
Kemudian, bencana banjir sebanyak 105 kejadian yang terdampak pada 8.047 unit rumah dan delapan jembatan, 15 tanggul rusak serta 4.838 hektare sawah terendam dengan total pengungsi 24.252 orang.
Selain itu, kebakaran hutan dan lahan sebanyak 85 kejadian, dengan luas lahan terbakar sekitar 252 hektare, angin puting beliung sebanyak 44 kejadian yang merusak 306 rumah warga dengan total kerugian sekitar Rp87 miliar.
“Tanah longsor terjadi 27 kejadian dengan kerugian mencapai Rp2,2 miliar, banjir bandang terjadi tiga kali yang merendam rumah dengan perkiraan kerugian Rp18 miliar dan abrasi sebanyak dua kali yang merusak dua jembatan,” ujarnya.
Menurut Ilyas, dari semua kejadian bencana tersebut menimbulkan dampak pada 84 unit sarana pendidikan, satu unit sarana kesehatan, empat unit sarana pemerintahan, 46 unit sarana ibadah.
Selanjutnya juga berdampak pada 168 unit ruko, 22 unit jembatan, 32 unit tanggul dan 333 meter badan jalan akibat banjir dan longsor. Kemudian juga berdampak pada 1.987 unit rumah yang rusak akibat kebakaran pemukiman, angin puting beliung, banjir dan longsor.
“Berbagai bencana ini menyebabkan sembilan orang meninggal dunia, 10 orang luka-luka dan berdampak pada 99.234 kepala keluarga dengan total 289.235 jiwa serta 25.020 pengungsi,” ujarnya.
Ia menambahkan, untuk kebakaran pemukiman mengalami penurunan selama 2023, yakni dari 153 kejadian pada 2022 menjadi 149 kejadian. Begitu juga dengan bencana angin puting beliung yang menurun dari 71 kejadian pada 2022 menjadi hanya 44 kejadian pada 2023.
”Tentunya ini merupakan hasil kerjasama kita bersama dalam meningkatkan mitigasi bencana sehingga angka kejadian bencana masih bisa kita turunkan tiap tahunnya,” ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024
“Kerugian tersebut dihitung dari kerusakan infrastruktur, harta benda warga, dan lahan pertanian,” kata Kepala Pelaksana BPBA Ilyas melalui Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) di Banda Aceh, Kamis.
Ia menjelaskan, jumlah kejadian bencana selama 2023 lebih sedikit dibanding pada 2022 yang mencapai 469 kejadian. Namun, nilai kerugian justru bertambah dibanding 2022 yakni sekitar Rp335 miliar.
Selama 2023, lanjut dia, kebakaran pemukiman masih mendominasi bencana yang terjadi di daerah Tanah Rencong itu yang mencapai 149 kejadian, dengan dampak kerugian sekitar Rp87 miliar.
Kemudian, bencana banjir sebanyak 105 kejadian yang terdampak pada 8.047 unit rumah dan delapan jembatan, 15 tanggul rusak serta 4.838 hektare sawah terendam dengan total pengungsi 24.252 orang.
Selain itu, kebakaran hutan dan lahan sebanyak 85 kejadian, dengan luas lahan terbakar sekitar 252 hektare, angin puting beliung sebanyak 44 kejadian yang merusak 306 rumah warga dengan total kerugian sekitar Rp87 miliar.
“Tanah longsor terjadi 27 kejadian dengan kerugian mencapai Rp2,2 miliar, banjir bandang terjadi tiga kali yang merendam rumah dengan perkiraan kerugian Rp18 miliar dan abrasi sebanyak dua kali yang merusak dua jembatan,” ujarnya.
Menurut Ilyas, dari semua kejadian bencana tersebut menimbulkan dampak pada 84 unit sarana pendidikan, satu unit sarana kesehatan, empat unit sarana pemerintahan, 46 unit sarana ibadah.
Selanjutnya juga berdampak pada 168 unit ruko, 22 unit jembatan, 32 unit tanggul dan 333 meter badan jalan akibat banjir dan longsor. Kemudian juga berdampak pada 1.987 unit rumah yang rusak akibat kebakaran pemukiman, angin puting beliung, banjir dan longsor.
“Berbagai bencana ini menyebabkan sembilan orang meninggal dunia, 10 orang luka-luka dan berdampak pada 99.234 kepala keluarga dengan total 289.235 jiwa serta 25.020 pengungsi,” ujarnya.
Ia menambahkan, untuk kebakaran pemukiman mengalami penurunan selama 2023, yakni dari 153 kejadian pada 2022 menjadi 149 kejadian. Begitu juga dengan bencana angin puting beliung yang menurun dari 71 kejadian pada 2022 menjadi hanya 44 kejadian pada 2023.
”Tentunya ini merupakan hasil kerjasama kita bersama dalam meningkatkan mitigasi bencana sehingga angka kejadian bencana masih bisa kita turunkan tiap tahunnya,” ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024