Kutacane (ANTARA Aceh) - Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Sub Divisi Regional (Divre) Kutacane mempunyai keinginan kuat dalam menyerap gabah, dan beras hasil panen petani di Kabupaten Aceh Tenggara.
"Mau kita, baik gabah maupun beras yang diproduksi petani setempat, bisa dijual kepada Bulog. Asal sesuai HPP (Harga Pembelian Pemerintah)," papar Kepala Bulog Sub Divre Kutacane, Basri di Tanah Merah, Aceh Tenggara, Jumat.
Ia mengaku, tahun lalu pihaknya belum mampu merealisasikan penyerapan gabah dan beras. Namun di tahun ini, Bulog tetap berusaha semaksimal mungkin untuk menyerap komoditas tersebut.
Adapun upaya yang dilakukan pihaknya antara lain dengan memasang spanduk di Kantor Bulog Divre Kutacane di Jalan Lintas Kutacane-Blangkejeren sejak Maret tahun ini.
Tulisan dalam spanduk itu yakni Bulog siap membeli gabah dan beras produksi petani sesuai standar Inpres No.5/2015 untuk gabah kering panen Rp3.700 per kilogram (kg), gabah kering giling Rp4.650 per kg, beras Rp7.300 per kg, dan dilengkapi nomor telepon seluler.
"Spanduk tersebut sengaja kita pasang di depan kantor, agar masyarakat khususnya petani padi di Aceh Tenggara tahu. Selain memantau terus harga ditingkat petani, jika mereka panen," katanya.
Basir mengakui, pihaknya tidak menampik masih mengalami kesulitan dalam menyerap gabah dan beras dalam beberapa tahun terakhir dari petani di kabupaten teletak di wilayah Tengah dari Provinsi Aceh.
Hal ini terjadi karena harga pembelian di lapangan, terutama dari petani selalu lebih tinggi dari harga pembelian gabah yang ditetapkan pemerintah.
Berdasarkan data Dinas Pertanian setempat tahun 2015 menyebutkan, luas lahan tanaman padi di 15 kecamatan dari total 16 kecamatan adalah seluas 21.895 hektare.
"Seperti beras, harga HPP cuma Rp7.300 per kg, sementara di lapangan sudah mencapai Rp8.500 per kg. Begitu juga gabah kering panen Rp4.500 per kg, dan gabah kering giling Rp6.000 per kg," tegasnya.
Solihin (55), petani padi setempat mengatakan, penolakan dari para petani dinilai wajar karena harga yang diberikan pemerintah terlalu murah di wilayah tersebut.
"Kalau kualitasnya gabah atau beras yang kita hasilkan setiap kali panen, bagus. Karena wilayah Aceh Tenggara terletak di dataran tinggi. Jadi tidak aneh, kalau petani menolak gabahnya dibeli Bulog," katanya.
Menteri Pertanian, Amran Sulaiman sebelumnya menjamin, bahwa Bulog menerima berapapun gabah yang dikirim petani. Bulog membeli sesuai dengan harga pembelian pemerintah Rp3.700 per kilogram.
Hal itu, menurut Amran, agar para petani di sejumlah daerah seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat merasa diuntungkan yang sekaligus memutus mata rantai para tengkulak.
"Bulog harus menerima berapapun yang dikirim petani. Ini sudah menjadi perintah Presiden. Saya juga mendengar harga gabah saat ini Rp 3.300. Sehingga mulai hari ini hingga dua bulan ke depan, kami akan terus keliling untuk memastikan gabah petani dibeli Rp3.700," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2017