PT Permodalan Nasional Madani (PNM) menyatakan siap berkontribusi untuk meningkatkan ekonomi keluarga nelayan melalui program Membina ekonomi keluarga sejahtera (Mekaar).
“PNM bergerak untuk pemberdayaan keluarga sejahtera di mana fokus utama yang diberikan pendampingan adalah kaum perempuan dalam rangka meningkatkan ekonomi keluarga,” kata Pemimpin PT PNM Cabang Aceh Muhammad Wazir di Banda Aceh, Sabtu.
Ia menyebutkan sampai dengan akhir April, jumlah nasabah PNM di Provinsi Aceh sebanyak 343 ribu dan 341 ribu di antaranya merupakan nasabah Mekaar , yang semuanya kaum perempuan. Mereka mendapat pembiayaan dan pendampingan dari perusahaan plat merah tersebut.
“Nasabah PNM mendapatkan bantuan pembiayaan tanpa agunan apapun untuk menjalankan usaha mikro masing-masing dan ini juga terbuka peluang untuk keluarga nelayan. Di mana dalam pemberiannya di lakukan secara kelompok,” katanya.
Menurut dia pembiayaan yang diberikan tanpa jaminan dengan pola pendampingan serta kelompok tersebut dari Rp2 juta sampai Rp15 juta per orang. Di mana program tersebut terus berlanjut di provinsi ujung paling barat Indonesia itu.
Muhammad Wazir mengatakan sejak PNM hadir di Aceh dengan program ULaMM & Mekaar, total dana yang disalurkan untuk nasabah di provinsi berpenduduk sekitar lima juta jiwa itu hingga April sebesar Rp6,3 triliun.
“Artinya, PNM telah memberikan kontribusi nyata terhadap pemberdayaan perempuan dan masyarakat Aceh dan saat ini ada 280 nasabah Mekaar tersebar di kawasan Lampulo yang juga sebagian besar adalah keluarga nalayan,” katanya.
Pihaknya siap untuk membina para keluarga nelayan menjadi bagian dari nasabah Mekaar sehingga mereka dapat mendukung pendapatan keluarga di saat suami yang bekerja sebagai nelayan tidak mendapatkan pendapatan sesuai dengan harapan.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh Aliman menyebutkan saat ini ada 74 ribu nelayan yang tersebar di provinsi ujung paling barat Indonesia itu dan berpotensi untuk menjadi bagian dari program pembiayaan dan pendampingan.
“Kita juga terus melakukan pembinaan untuk meningkatkan pendapatan keluarga nelayan sehingga mereka dapat meningkatkan pendapatan keluarga terutama untuk mengolah makanan dari ikan yang tidak hanya di pasarkan secara tradisional tapi juga masuk pasar moderen,” katanya.
Pihaknya meyakini dengan pendampingan dan pembiayaan yang diberikan akan mampu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan keluarga nelayan di Provinsi Aceh.
Baca juga: PNM Aceh berangkatkan empat pelaku UMKM belajar di Padang
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024
“PNM bergerak untuk pemberdayaan keluarga sejahtera di mana fokus utama yang diberikan pendampingan adalah kaum perempuan dalam rangka meningkatkan ekonomi keluarga,” kata Pemimpin PT PNM Cabang Aceh Muhammad Wazir di Banda Aceh, Sabtu.
Ia menyebutkan sampai dengan akhir April, jumlah nasabah PNM di Provinsi Aceh sebanyak 343 ribu dan 341 ribu di antaranya merupakan nasabah Mekaar , yang semuanya kaum perempuan. Mereka mendapat pembiayaan dan pendampingan dari perusahaan plat merah tersebut.
“Nasabah PNM mendapatkan bantuan pembiayaan tanpa agunan apapun untuk menjalankan usaha mikro masing-masing dan ini juga terbuka peluang untuk keluarga nelayan. Di mana dalam pemberiannya di lakukan secara kelompok,” katanya.
Menurut dia pembiayaan yang diberikan tanpa jaminan dengan pola pendampingan serta kelompok tersebut dari Rp2 juta sampai Rp15 juta per orang. Di mana program tersebut terus berlanjut di provinsi ujung paling barat Indonesia itu.
Muhammad Wazir mengatakan sejak PNM hadir di Aceh dengan program ULaMM & Mekaar, total dana yang disalurkan untuk nasabah di provinsi berpenduduk sekitar lima juta jiwa itu hingga April sebesar Rp6,3 triliun.
“Artinya, PNM telah memberikan kontribusi nyata terhadap pemberdayaan perempuan dan masyarakat Aceh dan saat ini ada 280 nasabah Mekaar tersebar di kawasan Lampulo yang juga sebagian besar adalah keluarga nalayan,” katanya.
Pihaknya siap untuk membina para keluarga nelayan menjadi bagian dari nasabah Mekaar sehingga mereka dapat mendukung pendapatan keluarga di saat suami yang bekerja sebagai nelayan tidak mendapatkan pendapatan sesuai dengan harapan.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh Aliman menyebutkan saat ini ada 74 ribu nelayan yang tersebar di provinsi ujung paling barat Indonesia itu dan berpotensi untuk menjadi bagian dari program pembiayaan dan pendampingan.
“Kita juga terus melakukan pembinaan untuk meningkatkan pendapatan keluarga nelayan sehingga mereka dapat meningkatkan pendapatan keluarga terutama untuk mengolah makanan dari ikan yang tidak hanya di pasarkan secara tradisional tapi juga masuk pasar moderen,” katanya.
Pihaknya meyakini dengan pendampingan dan pembiayaan yang diberikan akan mampu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan keluarga nelayan di Provinsi Aceh.
Baca juga: PNM Aceh berangkatkan empat pelaku UMKM belajar di Padang
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024