Pemerintah Kabupaten Aceh Besar melalui Dinas Pertanian setempat menargetkan penanaman bawang merah di daerah itu sepanjang tahun 2024 seluas 45 hektare dalam upaya antisipasi inflasi pada tahun itu.
“Pengembangan komoditas bawang merah ini merupakan salah satu langkah yang dilakukan pemerintah daerah untuk memastikan ketersediaan pasokan dan antisipasi kenaikan harga di pasaran,” kata Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura pada Dinas Pertanian Aceh Besar Agus Rizal di Lambaro, Rabu.
Ia menjelaskan penanaman bawang merah tersebut tersebar di beberapa kawasan sentra produksi komoditas tersebut yakni Kecamatan Lhoong, Peukan Bada, Baitussalam dan Seulimuem.
“Penanaman dan pengembangan bawang merah tersebut juga ada di kecamatan lainnya, namun ada beberapa kecamatan yang potensial untuk budidaya komoditas tersebut,” katanya.
Ia menyebutkan rata-rata produksi bawang merah yang dikembangkan petani di Kabupaten Aceh Besar tersebut sebanyak 5 ton per hektare.
Baca: BPS: Beras dan bawang merah penyumbang inflasi Aceh pada April 2024
Ia mengatakan untuk peningkatan produksi pihaknya juga terus meningkatkan pembinaan secara keberlanjutan kepada kelompok tani melalui tenaga penyuluh dan memberikan bantuan sarana produksi serta penggunaan benih unggul.
“Artinya, pembinaan dilakukan secara berkelanjutan sehingga para petani dapat mencapai hasil maksimal dan upaya meningkatkan kesejahteraan dapat terwujud,” katanya.
Ia menambahkan kenaikan komoditas bawang merah dalam beberapa bulan terakhir akibat terbatasnya pasokan menjadi salah satu penyumbang inflasi di daerah setempat khususnya dan Aceh secara umum.
Pihaknya meyakini dengan program tanam serentak yang terus digalakkan di sentra produksi komoditas tersebut khususnya akan mampu menjaga inflasi di Aceh Besar tetap stabil.
Baca: Produksi bawang merah di Aceh 10.090 ton per tahun, potensi masih besar
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024