Banda Aceh (ANTARA) - Penjualan kain sarung produksi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Aceh meningkatkan pada bulan suci puasa dan menjelang lebaran Idul Fitri 1446 Hijriah atau 2025 Masehi.
"Ada peningkatan permintaan pasar pada Ramadhan dan menjelang Idul Fitri tahun ini. Namun, peningkatan melambat dibanding tahun sebelumnya," kata Khairul Fajri Yahya, pelaku UMKM kain sarung Ija Kroeng, di Banda Aceh, Jumat.
Ia mengatakan kain sarung yang terjual pada Ramadhan dan menjelang Idul Fitri 1446 Hijriah mencapai 150-an lembar per hari. Sedangkan di hari biasa hanya berkisar 50 hingga 70 lembar per hari.
Baca juga: Bupati Aceh Barat bagikan bantuan kain sarung untuk jamaah Suluk
Penjualan dominan terjadi di awal Ramadhan dan menjelang hari raya seperti sekarang ini. Produk Ija Kroeng yang dominan dicari konsumen adalah kain sarung biasa dan celana sarung. Hitam menjadi warga dominan yang dicari konsumen. Sedangkan harga, berkisar Rp300 ribu hingga Rp1,49 juta
"Untuk memenuhi permintaan konsumen pada Ramadhan dan Idul Fitri tahun ini, kami mulai memproduksi dua bulan sebelum bulan puasa. Adanya peningkatan penjualan sudah biasa, seperti tahun-tahun sebelumnya ," kata Khairul Fajri.
Khairul Fajri menyebutkan sarung merek Ija Kroeng sudah eksis sejak dua dekade di Aceh. Selain sarung, Ija Kroeng juga memproduksi kain songket. Songket tersebut khusus menggunakan kain wastra yang setiap produk ditandai tahun pembuatan.
Setiap tahunnya, kata dia, Ija Kroeng merilis produk terbaru songket. Produk-produk songket Ija Kroeng dengan desain dan motif Aceh. Songket tersebut diproduksi untuk membudayakan pemakaiannya kepada generasi sekarang.
"Kami tidak sekadar memproduksi, tetapi juga membudayakan pemakaian kain sarung dan songket, terutama kepada generasi sekarang. Dan saat ini, budaya memakai kain sarung maupun songket sudah diterima kalangan milenial di Aceh," kata Khairul Fajri Yahya.
Baca juga: Razia Busana Muslim Diberi Kain Sarung