Siswa pramuka tingkat penggalang atau SMP se Kabupaten Aceh Tamiang mengunjungi sejumlah situs cagar budaya dari istana raja hingga bukit kerang peninggalan prasejarah yang masih terjaga kelestarian.

Ketua Kwartir Cabang (Kwarcab) Gerakan Pramuka Aceh Tamiang Agus Salim mengatakan tour ke objek situs sejarah ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan siswa secara langsung teori dengan praktik di lapangan dan memperluas wawasan mereka melalui eksplorasi.

“Ini merupakan wisata pendidikan yang di dalamnya ada edukasi agar para siswa mengetahui suatu proses sejarah itu tercipta,” kata Agus Salim di Aceh Tamiang, Minggu.

Ia menjelaskan perjalanan study cagar budaya Aceh Tamiang dimulai Sabtu (3/8) dalam rangka menyambut HUT Pramuka ke 63 yang diperingati pada 14 Agustus 2024, dengan mengusung tema Meningkatkan Kecerdasan Karakter Bangsa dan Cinta Warisan Budaya.

Adapun situs cagar budaya yang disambangi pelajar pramuka di antaranya, bangunan tugu, istana raja Tamiang dan makam keramat serta bukit kulit kerang peninggalan manusia purbakala.

“Ada beberapa titik cagar budaya yang dikunjungi yaitu monumen Tugu Upah, Istana Karang, Makam Raja Silang, Tengku Banta Ahmad dan pabrik kelapa sawit (PKS) PT Scofindo Sei Liput yang juga memiliki nilai sejarah sebagai PKS pertama di Indonesia dibangun pada 1922,” ujar Agus.


Sementara itu, lanjut Agus, salah satu situs cagar budaya yang menarik untuk diteliti yaitu Bukit Kerang. Konon fosil cangkang kerang yang ditumpuk menyerupai bukit tersebut diperkirakan telah berusia lebih dari 4.000 tahun. 

Situs cagar budaya Bukit Kerang berada di Kampung Masjid, Kecamatan Bendahara, Aceh Tamiang. 

Dalam beberapa tahun terakhir lokasi Bukit Kerang sudah mendapat pemugaran menggunakan anggaran dana desa (ADD). Pemkab Aceh Tamiang berencana memugar situs tersebut menjadi ikon wisata sejarah di daerah itu.

Sementara itu, Juru Pelihara (Jupel) Badan Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Aceh Husni Hidayat mengatakan diperlukan anggaran Rp1 miliar untuk memugar keseluruhan cagar budaya Bukit Kerang, mulai perbaikan pagar, gapura, akses jalan dan paving block.

Menurut Husni Bukit Kerang di wilayah Sungai Iyu Aceh Tamiang itu sudah ditetapkan tahun 2003 oleh BPCB Aceh sebagai situs cagar budaya peninggalan manusia purbakala yang hidup ribuan tahun silam.

“Usia kulit kerang yang membentuk seperti bukit itu diperkirakan sudah 4.000 tahun sebelum Masehi,” ujarnya.

Konon, lanjut Husni, kawasan Bukit Kerang tersebut merupakan lautan. Penelitian perdana pernah dilakukan oleh orang Belanda sekitar tahun 1920-1930. Peneliti juga menemukan tali kapal sepanjang ratusan meter.

“Selain kulit kerang, peninggalan purbakala yang diyakini masih tersisa ada batang kayu jenis damar, rambutan hutan dan rambung hutan berada di lokasi yang sama,” katanya.

Husni menambahkan di wilayah pesisir Aceh Tamiang terdapat lima titik Bukit Kerang tersebar di lima desa dan dua kecamatan. Namun, empat Bukit Kerang lainnya sudah rata dengan tanah.

“Yang masih ada buktinya Bukit Kerang di Kampung Masjid ini. Dulu tingginya mencapai tujuh meter, sekarang hanya tinggal tiga meter saja akibat banyak dijarah warga sekitar dijual untuk dijadikan bahan kapur,” ujarnya.

Secara terpisah, Wakil Ketua Bidang pendidikan Bela Negara Muhammad Zakiruddin menganggap kegitan pramuka penggalang di luar sekolah sangat bagus agar generasi muda Aceh Tamiang tidak lupa akan sejarah dan budaya. 

Bahkan dalam menyambut HUT Pramuka ke 63 dan HUT RI ke 79 tahun 2024, pihaknya telah menjadwalkan rangkaian kegiatan pramuka.

Pada 13 Agustus 2024, kata dia, Kwarcab Pramuka Aceh Tamiang akan menggelar upacara ziarah di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kota Kuala Simpang, 14 Agustus 2024, upacara HUT Pramuka ke 63 di Bumi Perkemahan (Bumper) Pancasila Desa Aras 9.

“Menyambut HUT Pramuka nanti kita juga akan melakukan pelestarian alam dengan menanam seribu pohon mangrove di pesisir Seruway pada 15 Agustus,” demikiannya.

Baca juga: Pj Walikota Amiruddin Berpesan Teruslah Berkarya di Kemah Akbar SMP 17 Banda Aceh

Pewarta: Dede Harison

Editor : Febrianto Budi Anggoro


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2024