Kelangkaan BBM jenis pertalite dan pertamax di Langsa dan Aceh Tamiang, Provinsi Aceh, makin parah pasca 7 hari bencana banjir di daerah itu.

Di Kota Langsa warga rela menunggu jatah BBM  di setiap SPBU sehingga membuat antrean sepanjang 1-3 kilometer. Ratusan orang rela berdiri sambil menenteng botol bekas air mineral.
 

"Sudah tiga jam saya nunggu sebelum maghrib tadi sampai malam gini belum juga dapat giliran isi," kata Mustafa di SPBU Harapan Kota Langsa, Kamis (4/12) malam.


Baca juga: Mualem terobos banjir Aceh Tamiang antar bantuan tengah malam
 

Mustafa bersama ratusan orang lainnya berdiri tanpa membawa kendaraan. Sementara di sisi lainnya ribuan kendaraan baik mobil dan sepeda motor antre berjejer dari depan SPBU hingga melewati Hotel Harmoni atau sekitar 1 kilometer.

 

"Di SPBU ini kita hanya boleh beli minyak satu botol (1,5 liter)," tuturnya.

 

Di hari yang sama antrean panjang untuk mendapatkan BBM juga terjadi di SPBU Sungailong, Kecamatan Langsa Timur. Yoyo (23) warga Gampong Bukit Meutuah, Langsa Timur mengaku sudah keliling naik sepeda motor mencari minyak di SPBU namun nihil. Sementara harga beli eceran harganya melambung mencapai Rp50 ribu hingga Rp70 ribu per botol air mineral ukuran 1,5 liter.

 

"Kemarin di kawasan kota ada yang jual pertalite eceran, tapi harganya mahal kali Rp70 ribu satu botol," ucap Yoyo.

 

Akhirnya Yoyo pun pulang karena enggan beli BBM yang dimanfaatkan segelintir oknum mencari keuntungan besar di saat momen bencana. Dia bersabar menunggu SPBU buka.

 

Bahkan sebelum SPBU buka sudah ramai warga menunggu hingga larut malam. Fenomena antrean BBM di wilayah Kota Langsa sudah terjadi sejak Jumat (28/11) atau satu hari banjir Langsa surut.

 

"Kemarin saya dapat minyak cuma dua botol, tapi antrenya sampai jam 3 pagi baru dapat," ujar pemuda lajang tersebut.

 

Seorang warga mengisi bbm ke tangki sepeda motor hasil pemberian temannya akibat bbm jenis pertalite langka di kawasan Karang Baru, Aceh Tamiang, Kamis (4/12/2024). (ANTARA/Dede Harison)


Baca juga: Bupati minta Mensos kirim logistik untuk korban banjir Aceh Tamiang

 

Sementara di Kabupaten Aceh Tamiang, BBM jenis pertalite juga menjadi barang langka. M Arif (25) warga Karang Baru yang ditemui pada Kamis (4/12) sore gagal pergi ke Langsa karena kehabisan BBM. 

 

"Banyak yang suling minyak pakai selang dari kendaraan kawannya karena sama sekali tidak ada orang jual minyak," sebut Arif.

 

Karena sudah bingung ia terpaksa menitip sepeda motornya di bengkel, kemudian naik truk pergi ke Kota Langsa untuk mencari perbekalan makanan. Kata dia, saat ini mulai beredar BBM satu botol dijual Rp100 ribu di tingkat pedagang eceran.

"Kalau pun ada BBM dijual Rp100 ribu per botol pasti dibeli orang, karena semua orang butuh," katanya.

 

Sementara itu, dari amatan di lapangan sejumlah SPBU di kawasan Karang Baru Aceh Tamiang masih tutup. Puluhan kendaraan mobil terpantau masih menumpuk di area SPBU yang masih dipenuhi lumpur sisa banjir.

 

 

Baca juga: Penyintas bencana di Aceh Tamiang minum air banjir untuk bertahan hidup

 

 

 

Pewarta: Dede Harison

Editor : Febrianto Budi Anggoro


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2025