Takengon (ANTARA) - Beredar di tengah masyarakat tentang adanya penjualan beras bantuan bencana banjir oleh Polres Aceh Tengah dan Kodim 0106 Aceh Tengah. Hal ini memicu keresahan warga Aceh Tengah yang kondisinya masih terisolir akibat bencana.
Bupati Aceh Tengah Haili Yoga pada Kamis malam, mengklarifikasi bahwa beras yang dijual bukanlah beras bantuan bencana, tapi beras dari stok reguler Bulog atau beras program Gerakan Pangan Murah (GPM). Beras tersebut memang dijual tapi dengan harga yang sudah ditentukan oleh pemerintah, untuk menjaga stabilitas harga pasar di tengah keadaan darurat.
"Untuk mencegah kepanikan, antrean panjang, hingga potensi kericuhan, Forkopimda bersama Bulog memutuskan agar proses penyaluran dibantu oleh aparat Polres Aceh Tengah dan Kodim 0106. Dengan cara ini masyarakat tetap dapat memperoleh beras murah secara tertib, aman, dan terkontrol," kata Haili Yoga.
Baca juga: Update Banjir Aceh, Warga Takengon pakai tiner sebagai pengganti BBM
Dia menjelaskan kebijakan penjualan beras GPM Bulog tersebut adalah untuk merespon permintaan masyarakat yang sebelumnya mendatangi gudang Bulog setempat akibat mulai terjadinya kelangkaan beras di pasaran pasca bencana banjir dan tanah longsor di daerah itu.
Bupati Aceh Tengah Haili Yoga secara resmi menyampaikan tiga poin klarifikasi terkait hal ini yaitu :
1. Polres Aceh Tengah dan Kodim 0106 Aceh Tengah tidak pernah memperjualbelikan beras bantuan bencana.
2. Keterlibatan personel TNI-Polri hanya sebatas membantu proses penyaluran dan penjualan beras murah GPM dari gudang Bulog untuk masyarakat.
3. Langkah ini merupakan keputusan bersama Forkopimda Aceh Tengahdan Bulog sebagai bagian dari upaya menjaga stabilitas pangan dan mencegah gejolak harga selama masa bencana.
"Jadi informasi yang beredar bahwa TNI-Polri menjual beras bantuan bencana adalah tidak benar, menyesatkan, dan tidak sesuai dengan fakta di lapangan," ujar Haili Yoga.
Baca juga: Update Banjir Aceh, Menlu Sugiono kirim drone kargo untuk jangkau pelosok Aceh Tengah
