Kutacane (ANTARA Aceh) - Dinas Pertanian Kabupaten Aceh Tenggara (Agara) mengungkapkan, produksi pangan oleh petani terancam tidak tercapai akibat permasalahan pupuk di daerah itu.

"Masalah pupuk, memang kebutuhan di Agara ini sangat kurang. Alokasi yang sudah diusulkan, selalu kurang," ucap Kepala Bidang Prasarana dan Sarana Pertanian Dinas Pertanian Agara, Riskan di Kutacane, Rabu.

Ia mencontohkan, seperti untuk tanaman pangan di daerah itu dibutuhkan pupuk bersubsidi sesuai dengan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) 2017 sekitar 16.707 ton per tahun.

Tahun ini, lanjutnya, par petani di Agara sempat mengalami kesulitan selama satu bulan untuk mendapatkan pupuk urea bersubsidi, walau terakhir dipasok Pemerintah Aceh 2.000 ton lebih.

Sementara di Agara seperti tahun ini cuma mendapatkan realisasi sekitar 9.400 ton, dari angka realisasi tahap pertama hanya 7.600 ton.

"Ini, tentu jauh kekurangan cuma untuk kebutuhan pupuk subsidi. Solusinya tahun 2018, tetap kita mengusulkan sesuai dengan kebutuhan petani," jelasnya.

Riskan mengatakan, pihaknya telah menyarankan kepada petani setempat untuk menggunakan pupuk organik, sehingga kebutuhan zat penyubur tanah tersebut bisa terpenuhi.

"Itu upaya kita. Paling tidak, tercukupi dengan pengunaan pupuk organik," terang dia.

Kepala Seksi Pupuk Dinas Pertanian Agara, Juliana Manullang sebelumnya menyebut, menutupi kekurangan pupuk pihaknya telah melakukan pengusulan tambahan, dan baru terpenuhi 1.000 ton.

"Ada 1.000 ton pupuk, telah terealisasi ditingkat distributor untuk dibagikan ke para petani di Aceh Tenggara," katanya.

Gubernur Aceh Irwandi Yusuf sebelumnya telah menargetkan capaian produksi tiga komoditi pangan tahun ini seperti padi 2,9 juta ton, jagung 249 ribu ton, dan kedelai 4,8 juta ton.

Irwandi mengaku, tiga komoditi pangan tersebut merupakan komoditas andalan yang tertuang dalam perencanaan pertanian Pemerintah Aceh.

Pewarta: Muhammad Said

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2017