Banda Aceh (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Tenggara melalui Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) menyebut sebanyak 106 unit rumah warga rusak. baik ringan hingga berat, akibat banjir bandang yang melanda kabupaten tersebut.
“Total rumah yang terdampak sebanyak 106 unit, di antaranya yang rusak berat 16 unit, rusak ringan 90 unit, jadi cukup parah,” kata Kepala Diskominfo Aceh Tenggara Zul Fahmy saat dihubungi dari Banda Aceh, Rabu.
Untuk diketahui, semua informasi terkait dampak banjir Aceh Tenggara dalam beberapa hari ini dikeluarkan melalui Diskominfo secara satu pintu, setelah mendapatkan data dari setiap Satuan Kerja Perangkat Kabupaten (SKPK) Aceh Tenggara.
Ia menjelaskan banjir bandang di Aceh Tenggara terjadi pada Senin (13/11) sekitar pukul 20.00 WIB yang dipicu curah hujan intensitas tinggi, sehingga telah mengakibatkan banyak kerusakan infrastruktur, baik milik pemerintah, masyarakat maupun milik swasta.
Data terbaru, kata Zul Fahmy, banjir bandang sekaligus banjir luapan sejumlah sungai di daerah itu berdampak di 63 desa yang tersebar dalam 15 kecamatan di Aceh Tenggara. Total warga yang terdampak sebanyak 4.804 jiwa dalam 1.200 kepala keluarga (KK).
“Yang paling parah itu banjir bandang di tiga desa di Kecamatan Sumadam, ada Desa Pasar Puntung, Desa Titi Pasir, dan Desa Kampung Baru,” katanya.
Menurut dia, terdapat lima kepala keluarga yang rumahnya rusak parah diterjang banjir bandang di Sumadam. Mereka mengungsi di rumah kerabat masing-masing yang tak jauh dari lokasi kejadian.
“Yang terdampak langsung hanya lima KK, yang rumahnya terseret banjir bandang. Jadi mereka tidak bersedia tinggal di tenda pengungsian, karena memang rumah saudara mereka berada di sekitar itu, tidak jauh, bisa berjalan kaki,” ujarnya.
Kondisi saat ini, lanjut Zul Fahmy, kondisi cuaca di Aceh Tenggara masih mendung. Banjir yang menggenangi pemukiman penduduk di Aceh Tenggara sudah berangsur surut.
Pemkab Aceh Tenggara bersama lintas sektor juga terus melakukan pembersihan rumah warga, masjid, mushala, sekolah dan fasilitas umum lainnya dari tumpukan material lumpur dan kayu yang terbawa arus banjir bandang.
“Pemkab menurunkan dua alat berat untuk terus membersihkan bebatuan, material kayu yang dibawa banjir dari pegunungan, termasuk yang sudah menutupi badan jalan nasional Aceh Tenggara - Medan,” ujarnya.
Pemkab terus memberi berbagai bantuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang terdampak. “Kami sampaikan bahwa kerugian material baik saranan pemerintah, masyarakat, dan swasta dalam peristiwa ini ditaksir mencapai Rp20,3 miliar,” ujarnya lagi.