Singkil (Antaranews Aceh) - Produksi buah tandan segar kelapa sawit milik masyarakat di Kabupaten Aceh Singkil dalam sebulan terakhir ini semakin menurun hingga 40 persen, karena langkanya pupuk bersubsidi.
Salah seorang petani, Ayub kepada wartawan di Singkil, Jumat menyatakan, produksi kelapa sawit yang dipanen dua pekan sekali sebanyak 1 ton menurun menjadi 600 Kg, karena kurangnya proses pemupukan.
Menurunnya pendapatan per kebun, kata Ayub, karena buah di awal tahun memang selalu trek (buah sedikit) akibat kurangnya pemupukan akibat pupuk subsidi yang diharapkan masyarakat selalu langka.
"Pupuk subsidi merek Urea dan Phonska berat 50 Kg per karung yang diharapkan masyarakat kecil pekebun kelapa sawit selalu sulit dijual di toko agen," ungkap Ayub.
Sementara, lanjut Ayub, harga sawit per TBS sebulan terakhir ini mengalami penurunan menjadi Rp1.200/Kg bila dijual ke agen pengepul atau RAM. "Hal ini sudah berlangsung di awal tahun ini," ujarnya.
Hal senada juga diungkapkan agen pengepul atau RAM di Gunung Meriah, Ijul yang menyebutkan dirinya membeli sawit masyarakat dengan harga Rp1.200/Kg bila dijemput ke lokasi kebun.
Namun, tambahnya, bila langsung diantar ke penampungannya Rp1.250/Kg atau nego.
Ijul juga mengakui penghasilan panen sawit masyarakat semakin menurun, karena trek.
"Penurunan mencapai 30 persen, bila biasa tiap hari terkumpul 10 ton kini berkurang menjadi 7 ton untuk dijual ke pabrik, PT Lembah Bhakti," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018
Salah seorang petani, Ayub kepada wartawan di Singkil, Jumat menyatakan, produksi kelapa sawit yang dipanen dua pekan sekali sebanyak 1 ton menurun menjadi 600 Kg, karena kurangnya proses pemupukan.
Menurunnya pendapatan per kebun, kata Ayub, karena buah di awal tahun memang selalu trek (buah sedikit) akibat kurangnya pemupukan akibat pupuk subsidi yang diharapkan masyarakat selalu langka.
"Pupuk subsidi merek Urea dan Phonska berat 50 Kg per karung yang diharapkan masyarakat kecil pekebun kelapa sawit selalu sulit dijual di toko agen," ungkap Ayub.
Sementara, lanjut Ayub, harga sawit per TBS sebulan terakhir ini mengalami penurunan menjadi Rp1.200/Kg bila dijual ke agen pengepul atau RAM. "Hal ini sudah berlangsung di awal tahun ini," ujarnya.
Hal senada juga diungkapkan agen pengepul atau RAM di Gunung Meriah, Ijul yang menyebutkan dirinya membeli sawit masyarakat dengan harga Rp1.200/Kg bila dijemput ke lokasi kebun.
Namun, tambahnya, bila langsung diantar ke penampungannya Rp1.250/Kg atau nego.
Ijul juga mengakui penghasilan panen sawit masyarakat semakin menurun, karena trek.
"Penurunan mencapai 30 persen, bila biasa tiap hari terkumpul 10 ton kini berkurang menjadi 7 ton untuk dijual ke pabrik, PT Lembah Bhakti," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018