Kutacane (Antaranews Aceh) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan, titik panas meningkat secara drastis 12 titik dari sebelumnya cuma tiga titik di wilayah Aceh.

"Pagi ini, satelit memantau 12 titik panas atau bertambah empat kali lipat di Aceh," ujar Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Blangbintang, Aceh, Zakaria melalui sambungan telepon seluler dari Kutacane, Kamis.

Ke-12 titik panas itu, lanjut dia, terpantau oleh sensor modis melalui kedua satelit yakni Terra dan Aqua dengan wilayah penyebaran pada enam kabupaten/kota di provinsi paling ujung Barat di Indonesia.

Baca juga: Tiga titik panas terdeteksi di Aceh

Ia merinci, Aceh Selatan terdeteksi empat titik panas yang berada di dua kecamatan yaitu Bakongan dan Trumon Timur masing-masing dua titik.

Lalu di Subulussalam terpantau tiga titik panas di dua kecamatan yakni Rundeng dua titik, dan Sultan Daulat satu titik.

Kemudian Aceh Singkil terdeteksi dua titik panas dengan dua wilayah kecamatan sama-sama berbagi satu titik yaitu Kota Baharu, dan Sing Kohor.

"Sisanya lima titik panas lagi berada di Aceh Barat, tepatnya Babah Rot. Gayo Lues di Putri Betung, dan Nagan Raya di Kuala," katanya, menjelaskan.

Baca juga: Tiga titik panas terdeteksi di Aceh

Ia berujar, terdapat enam titik panas yang patut pihaknya duga sebagai titik api atas potensi kebakaran hutan dan lahan karena memiliki tingkat kepercayaan di atas 71 persen.

"Terutama dua titik diantaranya terdeteksi berada di Trumon Timur, dan memiliki tingkat kepercayaan kebakaran hutan dan lahan di kecamatan itu," tegas Zakaria.

Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Aceh Muhammad Nur mengatakan, peristiwa kebakaran hutan dan lahan di Aceh selalu terulang dalam sepuluh tahun terakhir.

"Kalau mulai terbakar itu, sejak tahun 2007. Tapi yang pernah sampai pengadilan, cuma ada beberapa kasus," ucap Nur.

Pewarta: Muhammad Said

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018