Sabang (Antaranews Aceh) - Komando Distrik Militer (Kodim) 0112 Kota Sabang Letkol Czi. Kholid Firdaus mengajak semua komponen masyarakat serta unsur pemerintah untuk menjaga kelestarian hutan lindung di pulau terluar paling ujung bata Indonesia.

"Kami mengimbau dan mengajak semua unsur masyarakat bersama-sama dengan pemerintah daerah untuk menjaga kelestarian hutan lindung yang ada di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) ini," kata Kodim 0112 Sabang Letkol Czi. Kholid Firdaus.

Hal ini disampaikan Kodim 0112 Sabang pada acara Sosialisasi pencegahan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Makodim setempat yang dihadiri unsur pemerintah se-Kota Sabang.

Menurut Firdaus, pencegahan kebakaran hutan adalah tanggung jawab semua pihak dan secara legalitas pemerintah memeliki tanggung jawab untuk menjaga kelestarian hutang tersebut.

"Semua komponen masyrakat berkewajiban menjaga hutan, guna untuk keberlangsungan masa depan generasi bangsa dan diharapkan Babinsa serta Babinkamtibmas dapat memberikan himbauan atau mengajak masyarakat untuk bersama-sama menjaga kelestarian hutan lindung," katanya lagi.

Sebagaimana diketaghui, hampir setengah hektare hutan di kawasan pegunungan Gampong (desa) Keneukai, Kecamatan Sukajaya, Sabang tepatnya, Selasa malam (26/7/2017) terbakar dan pihak pemadam mengerahkan satu mobil untuk memadamkan kebakaran tersebut.

Secara terpisah, Kepala Stasiun Meteorologi Cot Ba U, Maimun Saleh, Sabang, Siswanto menyampaikan,

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) adalah institusi yang memiliki tugas pokok dan fungsi (tupoksi) melakukan monitoring dan observasi terhadap kemunculan titik panas (hotspot) khususnya menjelang musim kemarau.

Selain itu katanya, BMKG juga melakukan memonitoring terhadap trayektori parameter yang menjadi pemicu dan tingkat penyebaran api serta dampaknya berupa asap yang di bawa oleh pergerakan arah dan kecepatan angin pada lapisan atas, yang menjadi penyebab bencana asap Karhutla meluas ke wilayah lain bahkan ke negara tetangga.

"Di wilayah Aceh berdasarkan monitoring titik panas sejak tahun 2017-2018, dan wilayah yang tidak terindikasi adanya titik panas diantaranya Kabupaten Simelue dan Kota Sabang," kata Siswanto.

Kota Sabang yang memiliki kawasan hutan lindung cukup luas dan masih terjaga dari aktifitas Karhutla yang didukung oleh adanya kearifan lokal masyarakat untuk tidak melakukan kegiatan pembakaran hutan.

Siswanto menjelaskan, kepulauan terluar paling ujung barat Indonesia merupakan kawasan hutan lindung yang tidak memiliki kandungan tanah gambut seperti di daerah lain, sehingga jika ada kawasan hutan yang terbakar relatif lebih mudah untuk dilakukan pemadaman dan kebakaran hutan pun tidak meluas.

Pewarta: Irman Yusuf

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018