Banda Aceh (Antaranews Aceh) - Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan Kota Banda Aceh menyatakan pasokan bawang putih masih kurang sehingga harga komoditas tersebut masih bertahan tinggi.
"Yang kami khawatirkan terjadi inflasi nanti karena harga bawang putih sebab pasokan masih kurang untuk memenuhi kebutuhan," tutur Kepala Bidang Perdagangan Diskopukmdag Banda Aceh, Nasri Sufi di Banda Aceh, Jumat.
Pihaknya, telah memantau berbagai barang kebutuhan pokok penduduk setempat dan menemukan bahan utama untuk bumbu dasar pada masakan tersebut cenderung bertahan tinggi.
Seperti pada Februari 2018 ini, ia mencontohkan tanaman yang memiliki manfaat sebagai antibakteri dan antivirus di tubuh itu, masih dijual pedagang di pasar tradisional seharga Rp25.000 per kilogram.
Namun memasuki April hingga pekan kedua, harga bawang putih sudah menembus Rp40.000 per kg dan bertahan selama hampir dua pekan.
"Kami tidak bisa berbuat banyak, selain memantau harga bahan pokok. Yang mengatur bawang putih, terutama untuk pasokan ada di Bulog," katanya.
Diskopukmdag setempat, tidak mengetahui berapa besar konsumsi komoditas bawang putih di ibu kota Provinsi Aceh yang berjuluk "Serambi Mekkah" tersebut.
"Angka konsumsi, kita belum dapatkan. Pasti selalu tumbuh setiap tahun untuk di Banda Aceh. Semuanya masih di Bulog," tegas Nasri.
Sabaruddin, pedagang eceran bumbu dapur di Pasar Lambaro, Aceh Besar, mengatakan, jika pasokan bawang putih normal, maka saban hari ia bisa menjual sebanyak 100 kilogram.
"Jika pasokan barang (bawang putih) lancar, setiap hari lakunya 80-100 kilogram per hari. Sudah tiga hari yang lalu pasokannya terbatas, bahkan dua hari terakhir tak masuk bawang putih," katanya.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita pada akhir Maret 2018 mengaku bahwa harga bawang putih di pasaran belum turun seperti yang diinginkan pemerintah, yakni Rp25.000 per kilogram.
Ia menyebut pemerintah berupaya menurunkan harga bawang putih dengan mengeluarkan izin impor komoditas itu dengan total yang direkomendasikan 450 ribu ton.
"Harganya pasti akan kami atasi. Akan masuk 400 kontainer lagi, ini sedang proses pengiriman, minggu depan barang masuk," ucap Enggar.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018
"Yang kami khawatirkan terjadi inflasi nanti karena harga bawang putih sebab pasokan masih kurang untuk memenuhi kebutuhan," tutur Kepala Bidang Perdagangan Diskopukmdag Banda Aceh, Nasri Sufi di Banda Aceh, Jumat.
Pihaknya, telah memantau berbagai barang kebutuhan pokok penduduk setempat dan menemukan bahan utama untuk bumbu dasar pada masakan tersebut cenderung bertahan tinggi.
Seperti pada Februari 2018 ini, ia mencontohkan tanaman yang memiliki manfaat sebagai antibakteri dan antivirus di tubuh itu, masih dijual pedagang di pasar tradisional seharga Rp25.000 per kilogram.
Namun memasuki April hingga pekan kedua, harga bawang putih sudah menembus Rp40.000 per kg dan bertahan selama hampir dua pekan.
"Kami tidak bisa berbuat banyak, selain memantau harga bahan pokok. Yang mengatur bawang putih, terutama untuk pasokan ada di Bulog," katanya.
Diskopukmdag setempat, tidak mengetahui berapa besar konsumsi komoditas bawang putih di ibu kota Provinsi Aceh yang berjuluk "Serambi Mekkah" tersebut.
"Angka konsumsi, kita belum dapatkan. Pasti selalu tumbuh setiap tahun untuk di Banda Aceh. Semuanya masih di Bulog," tegas Nasri.
Sabaruddin, pedagang eceran bumbu dapur di Pasar Lambaro, Aceh Besar, mengatakan, jika pasokan bawang putih normal, maka saban hari ia bisa menjual sebanyak 100 kilogram.
"Jika pasokan barang (bawang putih) lancar, setiap hari lakunya 80-100 kilogram per hari. Sudah tiga hari yang lalu pasokannya terbatas, bahkan dua hari terakhir tak masuk bawang putih," katanya.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita pada akhir Maret 2018 mengaku bahwa harga bawang putih di pasaran belum turun seperti yang diinginkan pemerintah, yakni Rp25.000 per kilogram.
Ia menyebut pemerintah berupaya menurunkan harga bawang putih dengan mengeluarkan izin impor komoditas itu dengan total yang direkomendasikan 450 ribu ton.
"Harganya pasti akan kami atasi. Akan masuk 400 kontainer lagi, ini sedang proses pengiriman, minggu depan barang masuk," ucap Enggar.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018