Banda Aceh (Antaranews Aceh) - Nilai ekspor kopi yang ditanam di dataran tinggi Provinsi Aceh di Agustus 2018 mengalami penurunan hingga 16,7 persen dibanding bulan sebelumnya.

Kepala Badan Pusat Statistik Aceh Wahyudin di Banda Aceh, Senin, mengatakan nilai transaksi komoditas kopi jenis arabika dan robusta pada bulan delapan tahun ini tercatat senilai 7,37 juta dolar AS.

"Nilai ekspor kopi yang di ekspor melalui pelabuhan di luar Aceh di Agustus 2018 senilai 7,37 juta dolar AS, sementara di Juli tahun ini tercatat mecapai 8,85 juta dolar AS," kata dia.

Ekspor kedua jenis kopi yang berasal dari sejumlah daerah di wilayah Tengah di Aceh tersebut, lanjutnya, masih dalam kondisi belum dipanggang dan tidak dihilangkan kandungan kafeinnya.

Sebab, ucapnya, bagi kalangan penikmat kopi terutama jenis arabika, ekpor yang dilakukan masih berbentuk biji yang disangrai ini merupakan salah satu proses menentukan kenikmatan minum kopi.

"Mayoritas kopi gayo ini ekspor lewat jalur laut, yakni pelabuhan Belawan di Medan. Dan melalui udara lewat Bandara Kuala Namu, Deli Serdang, Sumatera Utara," ucapnya.

Namun, tegas dia, secara keseluruhan total ekspor kopi hingga kini tercatat berjumlah 48,74 juta dolar AS dalam delapan bulan terakhir tahun ini.

"Terjadi peningkatan sekitar 99,78 persen, jika dibandingkan perode Januari-Agustus 2017 yang tercatat cuma senilai 24,39 juta dolar AS," tutur Wahyudin.

"Negara yang paling meminati kopi dari dataran tinggi di Aceh, yakni Amerika Serikat," ucapnya menambahkan.

Harga kopi jenis arabica dari dua kabupaten, yakni Aceh Tengah dan Bener Meriah beberapa bulan terakhir justeru mengalami penurunan harga, setelah pada awal tahun menembus harga tertinggi di pasar global.

Windi, petani kopi di Bener Meriah mengatakan, harga kopi Arabica Gayo jenis green bean asalan dewasa ini turun menjadi Rp70 ribu per kilogram dari harga tertinggi sebelumnya Rp80 ribu.?

"Kopi gelondong sekarang turun harga jadi Rp12.500 per bambu (1,2 kilogram), dari sebelumnya Rp16 ribu per bambu," ungkapnya.
 

Pewarta: Muhammad Said

Uploader : Salahuddin Wahid


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018