Banda Aceh,  (Antaranews Aceh) - Nilai ekspor terbesar dalam delapan bulan terakhir tahun ini melalui pelabuhan di Aceh, masih dipegang oleh Meulaboh di Aceh Barat dengan total barang telah dikirim 2.591 ton. 

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh Wahyudin di Banda Aceh, Selasa, mengatakan, komoditas utama barang yang di kirim lewat Meulaboh, yakni batubara dengan tujuan impor ketiga negara di Asia.

"Batubara atau bahan bakar mineral untuk tiga negara, seperti India, Tiongkok, dan Thailand dengan total senilai 82,83 juta dolar AS di periode Januari hingga Agustus 2018," ucap dia.

Menurutnya, jumlah ekspor batubara tersebut telah menyumbang sebesar 93,97 persen dari total ekspor komoditas nonmigas asal Aceh senilai 88,15 juta dolar AS.

Sedangkan untuk bongkar atas barang yang diimpor di provinsi paling Barat di Indonesia ini, tercatat Pelabuhan Krueng Geukueh di Aceh Utara seberat 2.971 ton.

Kemudian Pelabuhan Kuala Langsa di Kota Langsa telah menerima barang impor sejumlah 1.428 ton, dan terakhir Pelabuhan Balohan di Kota Sabang tercatat 750 ton.

"Bila barang ekspor itu, cuma Meulaboh. Sedangkan barang impor terdapat di tiga pelabuhan di Aceh, yakni Krueng Geukueh, Kuala Langsa, dan Balohan," katanya.

Ia menyebut, total terdapat barang yang diekspor 2.591 ton, dan barang yang impor jauh lebih besar, yakni 5.150 ton dari total 11 pelabuhan di provinsi berjuluk "Bumi Serambi Mekkah" ini.

Pelabuhan Malahayati di Aceh Besar sepanjang tahun ini, belum diminati oleh pelaku eksportir, dan importir di Aceh. "Eksportir dan importir, lebih memilih pelabuhan di luar Malahayati karena satu dan berbagai hal," ucap Wahyudin.

General Manager PT Pelindo I Cabang Malahayati, Sam Arifin Wiwi mengatakan, dalam dua tahun terakhir pelabuhan dikelola pihaknya sudah memiliki falisitas yang memadai demi melakukan ekspor dan impor di Aceh. 

Ia mengatakan, Malahayati telah ditetapkan sebagai pelabuhan terminal petikemas oleh Kementerian Perhubungan demi mendukung program tol laut digagas pemerintah sejak Januari 2017.

Pelabuhan ini telah dilengkapi panjang dermaga 384 meter yang dapat menampung tiga kapal ukuran 100 meter dengan muatan 300 TEUs/peti kemas sekaligus, karena didukung alat bongkar muat satu unit "harbour mobile crane/HMC", tiga unit "forklift", enam unit truk pengangkut peti kemas.

"Fasilitas yang dimiliki Pelabuhan Malahayati sudah cukup memadai, namun hingga kini pengusaha wilayah Aceh belum memanfaatkannya," kata Sam.
***1***

 

Pewarta: Muhammad Said

Editor : Azhari


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018