Meulaboh (Antaranews Aceh) - Sejumlah warga Desa Seneubok, Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat, membuat sumur bor untuk mempermudah pemadaman api yang membakar lahan rawa gambut di kawasan itu.
"Sudah dari kemarin (Minggu) kami berupaya memadamkan, tetapi tidak bisa. Bahkan sampai tadi malam kami di sini bersama warga memantau agar tidak merambat lebih luas," kata Dedi, seorang warga kepada Antara di Meulaboh, Senin.
Bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) kembali melanda wilayah Kabupaten Aceh Barat serta delapan daerah lain di Aceh sejak dua hari terakhir, kondisi pesebaran titik api meluas karena dipicu oleh angin dan suhu udara panas.
Dedi menyampaikan, warga setempat khawatir dituduh sebagai dalang yang membakar lahan sehingga bersama - sama berupaya memadamkan api, karena mereka mengakui tidak mengetahui sumber api sehingga membakar lahan gambut.
Baca juga: Lima hektare lahan gambut di Aceh Barat terbakar
"Mana ada warga mau berkasus dalam pembakaran lahan, makanya kami terus berupaya memadamkan api ini agar tidak meluas. Sangat sulit sehingga kami terpaksa swadaya membuat sumur bor di tengah lokasi ini," sebutnya.
Warga setempat membawa tiga unit mesin pompa air serta pipa plastik dengan panjang sekitar 300 meter untuk menjemput sumber air dari kanal dan parit air yang ditemukan di lokasi yang tidak begitu jauh dari lokasi terbakarnya lahan itu.
Kemudian beberapa warga lainnya terlihat menyemprotkan air ke permukaan rawa gambut, akan tetapi api terpantau justru semakin meluas dan merambat ke daun kering serta ilalang yang berwarna hijau hingga mengeluarkan asap ke permukaan.
"Kalau cuaca terus panas, bisa jadi meluas. Tapi hari ini sepertinya masih seluas seperti kemarin sekitar 2 hektare. Dari kemarin juga ada dari TNI dan Polri yang ikut membantu pemadaman, tetapi belum maksimal," warga lainnya di lokasi itu.
Sementara itu, kebakaran lahan gambut juga masih terjadi wilayah Desa Gunong Kleng, Kecamatan Meureubo, Aceh Barat dengan luas diperkirakan bertahan tiga hektare, sementara kondisi suhu udara menurut BMKG 32 derajat calcius.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019
"Sudah dari kemarin (Minggu) kami berupaya memadamkan, tetapi tidak bisa. Bahkan sampai tadi malam kami di sini bersama warga memantau agar tidak merambat lebih luas," kata Dedi, seorang warga kepada Antara di Meulaboh, Senin.
Bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) kembali melanda wilayah Kabupaten Aceh Barat serta delapan daerah lain di Aceh sejak dua hari terakhir, kondisi pesebaran titik api meluas karena dipicu oleh angin dan suhu udara panas.
Dedi menyampaikan, warga setempat khawatir dituduh sebagai dalang yang membakar lahan sehingga bersama - sama berupaya memadamkan api, karena mereka mengakui tidak mengetahui sumber api sehingga membakar lahan gambut.
Baca juga: Lima hektare lahan gambut di Aceh Barat terbakar
"Mana ada warga mau berkasus dalam pembakaran lahan, makanya kami terus berupaya memadamkan api ini agar tidak meluas. Sangat sulit sehingga kami terpaksa swadaya membuat sumur bor di tengah lokasi ini," sebutnya.
Warga setempat membawa tiga unit mesin pompa air serta pipa plastik dengan panjang sekitar 300 meter untuk menjemput sumber air dari kanal dan parit air yang ditemukan di lokasi yang tidak begitu jauh dari lokasi terbakarnya lahan itu.
Kemudian beberapa warga lainnya terlihat menyemprotkan air ke permukaan rawa gambut, akan tetapi api terpantau justru semakin meluas dan merambat ke daun kering serta ilalang yang berwarna hijau hingga mengeluarkan asap ke permukaan.
"Kalau cuaca terus panas, bisa jadi meluas. Tapi hari ini sepertinya masih seluas seperti kemarin sekitar 2 hektare. Dari kemarin juga ada dari TNI dan Polri yang ikut membantu pemadaman, tetapi belum maksimal," warga lainnya di lokasi itu.
Sementara itu, kebakaran lahan gambut juga masih terjadi wilayah Desa Gunong Kleng, Kecamatan Meureubo, Aceh Barat dengan luas diperkirakan bertahan tiga hektare, sementara kondisi suhu udara menurut BMKG 32 derajat calcius.
Editor : Heru Dwi Suryatmojo
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019