Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Kutaraja Banda Aceh saban hari menerima puluhan ton ikan hasil tangkapan nelayan provinsi paling barat di Pulau Sumatera itu.
"Setiap hari itu rata-rata ada 50 ton ikan yang didaratkan di PPS Kutaraja," kata Kepala UPTD PPS Kutaraja, T Nurmahdi di lokasi PPS Kutaraja, Banda Aceh, Kamis.
Ia menjelaskan, ikan yang didaratkan di PPS Kutaraja hasil tangkapan nelayan Aceh itu bahkan dipasarkan hingga ke sejumlah provinsi tetangga.
"Kapal tangkapan nelayan 30 hingga 100 gross tonnage (GT) mendaratkan ikan di PPS Kutaraja dan ikannya dipasarkan hingga ke Sumatera Utara, Sumatera Barat dan sekitarnya," sebut dia.
Ada pun ikan yang sering didaratkan di PPS Kutaraja Banda Aceh yakni, cakalang, kerapu, ikan pisang, bandeng, bawal, tenggiri, layang deles hingga ikan tuna.
Mayoritas masyarakat nelayan provinsi paling ujung barat Sumatera melaut atau mencari ikan tangkap hingga ke Samudera Hindia dan Selat Malaka.
"Rata-rata mereka di sini, melaut 10 hari. Dan kapal nelayan itu melaut ke Samudera Hindia," kata Syahbandar PPS Lampulo, Kamil Sayuti.
Data Syahbandar setempat pada 2017 menyebut, terdapat 359 unit kapal perikanan dengan alat tangkap 261 kapal diantaranya menggunakan pukat cincin dan 98 pancing ulur.
"Kalau syarat untuk SPB (surat perintah berlayar), sesuai peraturan berlaku itu wajib ada SLO (surat laik operasi) dari perikanan. Tapi ini, berlaku bagi kapal perikanan di atas 10 gross ton," kata Kamil.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019
"Setiap hari itu rata-rata ada 50 ton ikan yang didaratkan di PPS Kutaraja," kata Kepala UPTD PPS Kutaraja, T Nurmahdi di lokasi PPS Kutaraja, Banda Aceh, Kamis.
Ia menjelaskan, ikan yang didaratkan di PPS Kutaraja hasil tangkapan nelayan Aceh itu bahkan dipasarkan hingga ke sejumlah provinsi tetangga.
"Kapal tangkapan nelayan 30 hingga 100 gross tonnage (GT) mendaratkan ikan di PPS Kutaraja dan ikannya dipasarkan hingga ke Sumatera Utara, Sumatera Barat dan sekitarnya," sebut dia.
Ada pun ikan yang sering didaratkan di PPS Kutaraja Banda Aceh yakni, cakalang, kerapu, ikan pisang, bandeng, bawal, tenggiri, layang deles hingga ikan tuna.
Mayoritas masyarakat nelayan provinsi paling ujung barat Sumatera melaut atau mencari ikan tangkap hingga ke Samudera Hindia dan Selat Malaka.
"Rata-rata mereka di sini, melaut 10 hari. Dan kapal nelayan itu melaut ke Samudera Hindia," kata Syahbandar PPS Lampulo, Kamil Sayuti.
Data Syahbandar setempat pada 2017 menyebut, terdapat 359 unit kapal perikanan dengan alat tangkap 261 kapal diantaranya menggunakan pukat cincin dan 98 pancing ulur.
"Kalau syarat untuk SPB (surat perintah berlayar), sesuai peraturan berlaku itu wajib ada SLO (surat laik operasi) dari perikanan. Tapi ini, berlaku bagi kapal perikanan di atas 10 gross ton," kata Kamil.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019