Puluhan mahasiswa menggelar aksi unjuk rasa di kantor Bupati Aceh Barat Daya (Abdya) menuntut Bupati Akmal Ibrahim agar menepati janji yang pernah diucapkan semasa kampanye Pilkada 2017.

Aksi unjuk rasa puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Abdya Sejahtera (Geranat) tersebut berlangsung, Selasa dan berjalan secara damai dibawah pengawalan polisi dan Satuan polisi  Pamong Praja (Satpol PP).  

Sebelum menuju kantor bupati, puluhan mahasiswa tersebut terlebih dahulu berkumpul di lapangan bola kaki Persada kemudian dengan menggunakan sepeda motor menuju ke simpang cerana hingga ke halaman kantor Bupati Abdya.

Koordinator aksi, Mohd Azmi dalam orasinya mengatakan, kepemimpinan Bupati Akmal Ibrahim dan Wakil Bupati Muslizar kini sudah genap berusia dua tahun sejak pasangan kepala daerah Abdya tersebut dilantik tanggal 14 Agustus 2017.

"Slogan kembalikan harapan rakyat yang dulunya dijanjikan masih jauh dari harapan. Banyak program kerja yang bersifat ujicoba, dan hasilnya belum maksimal sehingga rakyat belum merasakan dampak positif dari kepemimpinannya,” tuturnya.

Ia berkata, mahasiswa yang tergabung dalam aliansi Geranat menggelar aksi hari ini khusus menuntut janji-janji Bupati Akmal Ibrahim yang pernah diutarakan dalam kampanye belum ditepati seperti  “Bank Gala” dan santunan melahirkan.  

“Kami juga mendesak Pemkab Abdya untuk menuntaskan pembangunan infrastruktur yang belum selesai dikerjakan, dan meminta pemerintah daerah untuk segera memanfaatkan pendopo bupati yang sudah selesai dibangun,” pintanya.

Selain itu Pemkab Abdya juga didesak untuk peduli terhadap dunia pendidikan, dan harus berperan aktif dalam mencari solusi perihal kampus Akademi Komunitas Negeri (AKN) yang selama kepemimpinan Akmal Ibrahim tidak lagi berjalan.

Kemudian, Pemkab Abdya juga desak untuk mengajukan keberatan kepada Kementerian ATR/BPN yang telah mengeluarkan Surat Keputusan perpanjangan izin Hak Guna Usaha PT Cemerlang Abadi Babahrot.

Selain mengajukan gugatan ke PTUN untuk membatalkan SK HGU PT Cemerlang Abadi, pemerintah daerah juga diminta untuk memperhatikan nasib petani dengan cara mencari solusi konkrit agar harga gabah, dan kelapa sawit meningkat.

Aksi mahasiswa tersebut bubar setelah Wakil Bupati Abdya Muslizar datang menemui massa dan bersalaman dengan mahasiswa kemudian naik ke atas mobil pick up menyampaikan penjelasan tuntuntan mahasiwa tersebut.

Dalam kesempatan tersebut Wabup Muslizar berjanji akan menindak lanjuti tuntutan massa secara bertahap, karena untuk membuat sebuah perubahan bukanlah semudah membeli kue di sebuah warung, tapi ini membutuhkan proses panjang.

“Saya mengucapkan apresiasi dan terimakasih kepada mahasiswa yang telah mengingatkan pemerintah daerah dalam hal mengembalikan harapan rakyat Abdya ini, Insyaallah terwujud,” katanya.

Pewarta: Suprian

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019