Safrizal Saputra (42), narapidana dalang kerusuhan di Rumah Tahanan Negara (Rutan) Cabang Lhoksukon, Kabupaten Aceh Utara, membuat pengakuan mengejutkan saat berbicara kepada pers, Selasa petang.

Dalam sebuah konferensi pers di Mapolres Aceh Utara di Lhoksukon, terpidana kasus 
pembunuhan ini mengaku ingin menusuk kedua mata kekasih gelapnya, Marliah, yang juga dihukum di Rutan tersebut.

“Rencana mau kuapakan dia, tetapi karena pintu sel perempuan cepat ditutup (saat kejadian berlangsung), jadi saya tidak ke situ lagi,” kata Safrizal.

Safrizal adalah dalang dibalik perusakan dan larinya puluhan napi dan tahanan di Rutan Lhoksukon pada Minggu (16/6) sore. Dia bersama tiga warga binaan lainnya telah ditetapkan tersangka dalam kasus itu.

Baca juga: Polisi tetapkan empat tersangka kasus kaburnya Napi Rutan Lhoksukon

Pria tersebut tersangkut kasus pembunuhan terhadap Tgk Amin, suami Marliah, dan dia divonis seumur hidup atas peristiwa yang terjadi di Gampong (Desa) Alue Ie Mudek, Kecamatan Sawang, Aceh Utara pada 2018.

Sementara Marliah, kekasih gelap Safrizal, yang juga dinyatakan bersalah dalam kasus pembunuhan terhadap suaminya itu divonis 15 tahun penjara. Kedua pasangan haram ini dihukum di Rutan yang sama.

Saat berada di Rutan, janji semula yang mereka ucapkan untuk saling setia ternyata berubah. Menurut Safrizal, kekasihnya itu telah menghianati cintanya dan telah mengorbankan dia dalam kasus pembunuhan tersebut.

Karena faktor itu, maka pada Minggu 16 Juni 2019, sekitar pukul 16.00 WIB, Safrizal mendobrak pintu Rutan, untuk mencari Marliah, yang ditahan di sel perempuan di Rutan yang sama, aksinya membuat napi lainnya terpancing.

Baca juga: Puluhan Napi Rutan Lhoksukon melarikan diri

Kejadian itu berlangsung saat warga binaan tersebut keluar kamar sel untuk shalat, sekaligus mendapatkan makan malam. 

Tiba-tiba Safrizal menanyakan kepada napi lainnya, siapa yang mau lari dari Rutan, karena dia ingin mendobrak pintu Rutan dengan tujuan awal ingin mencari Marliah di sel tahanan perempuan.

Safrizal mengaku ingin menusuk kedua mata kekasihnya dengan sikat gigi yang ia runcingkan dan simpan, lantaran tersulut emosi dengan tingkah Marliah, yang tidak perduli terhadapnya lagi.

“Sore itu saya sudah tidak pikir panjang lagi, saya emosi sama si Marliah, jadi timbul emosi yang sangat nekat, saya sudah tidak takut mati, saya labrak pintu tiga kali, baru mereka (Napi lain) ikut semua,” cerita Safrizal.

Baca juga: Lagi, Napi Rutan Lhoksukon serahkan diri ke kantor polisi

Setelah mendobrak pintu III yang ada di dalam Rutan, Safrizal menuju sel perempuan, namun karena pintu tahanan wanita sudah ditutup pada saat itu, upaya mencari Marliah gagal. 

Safrizal juga kabur setelah merusak pintu utama Rutan Lhoksukon dan dia ditangkap kembali di kawasan Lhoksukon, satu hari setelah kerusuhan, saat bersembunyi di semak dalam upaya melarikan diri tersebut.

Sementara menurut polisi dalam konferensi pers Selasa petang itu, Safrizal sakit hati lantaran Marliah tidak mau mencuci bajunya dan tidak lagi menerimanya, sehingga pikiran dia kacau dan tersulut emosi.

Sejauh ini, sudah 34 orang napi dan tahanan yang didapatkan kembali, dari 73 warga binaan yang kabur dari Rutan, dengan keterangan 29 ditangkap, 1 ditemukan meninggal dunia dan 4 orang menyerahkan diri.

Baca juga: Polisi Aceh Utara tangkap napi dalang kerusuhan

Seperti diketahui, 73 narapidana (Napi) Rumah Tahanan Negara (Rutan) Cabang Lhoksukon, Kabupaten Aceh Utara,  melarikan diri usai mendobrak dan merusak pintu utama Rutan setempat, pada Minggu (16/6) sore.

Para napi tersebut kabur lewat pintu utama, sekitar pukul16.00 WIB, mereka melarikan diri ke berbagai arah.

Pewarta: Zubir

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019