Wakil Bupati Aceh Barat Daya, Muslizar mengajak seluruh pecandu narkotika di daerahnya untuk meninggalkan prilaku kehidupan buruk dan berhijrah ke panti rehabilitasi, sehingga generasi bangsa ke depan terbebas dari ancaman kegelapan.
“Bangsa maju adalah bangsa yang generasinya memiliki sumber daya manusia yang handal. Berkepribadian baik, memiliki kesehatan jasmani dan rohani. Menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, dan mereka generasi yang tidak mengkomsumsi narkotika,” katanya di Blangpidie, Senin.
Wabup Muslizar menyampaikan pernyataan tersebut di sela-sela acara launching Panti Rehabilitasi Narkoba sebagai pintu hijrah di komplek SDN Desa Keudai Susoh, Kecamatan Susoh, Kabupaten Abdya.
Baca juga: BNNP Aceh ingatkan pelajar jangan pernah sentuh narkoba
Dalam acara yang bertema “Dengan semangat HUT RI, mari memerdekakan Aceh Barat Daya dari serangan narkoba” turut dihadiri Wakapolres Abdya, Kompol Ahzan, Kodim 0110/Abdya, kepala SKPK, Imum Mukim, Camat dan seluruh Kepala Desa seluruh kabupaten Abdya.
Muslizar berkata bahwa generasi muda yang handal itu juga memiliki rasa persaudaraan, harmoni dan toleransi tinggi satu sama lain dan apabila karakter itu melekat pada mereka, maka bangsa akan lebih maju di masa mendatang karena, para generasi bebas dari obat-obat terlarang.
“Seluruah dunia tidak terkecuali Indonesia menghadapi ancaman yang sangat serius dari ‘serangan’ narkotika. Kecanduan narkoba ini sangat mengancam masa depan generasi bangsa serta dapat menimbulkan kegelapan masa depan negeri ini,” ungkapnya.
Baca juga: BNNP Aceh: Banda Aceh daerah pengguna Narkoba paling rendah di Indonesia
Oleh karena itulah, semua elemen masyarakat di Kabupaten Abdya diminta harus bersatu mengajak semua pencandu narkoba untuk meninggalkan prilaku kehidupan buruk dan berhijrah ke panti rehabilitasi, sehingga generasi bangsa ke depan tercegah dari penyalahgunaan narkoba.
“Narkotika sangat meresahkan kita. Kerusakan bukan hanya kaum mudanya saja, tetapi orang-orang tua juga tidak kalah hebat mengkomsusi barang haram ini, makanya tidak sedikit dari mereka sudah hilang akan sehatnya,” tuturnya.
Buktinya, tidak sedikit kaum muda terutama yang mengkomsumsi narkotika menjadi anak durhaka terhadap orang tua yang melahirkannya. Hal itu terjadi lantaran anak tersebut tidak ada lagi budi luhur yang tertanam dalam hatinya karena sudah dikikis oleh pengaruh obat haram itu.
Baca juga: Pegawai PLN Aceh dapat sosialisasi anti Narkoba dari BNNP
“Coba bayangkan jika seorang suami candu narkoba, tentu ini sangat berdampak negatif bagi keluarganya. Apalagi sudah ketagian otomatis segala cara akan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dan bahkan emas istri pun rela dijual demi membeli barang haram itu,” tuturnya.
Tidak saja itu, akan tetapi harta benda lainnya juga sirna jika sudah menjadi pencandu narkoba, dan yang paling parahnya lagi, narkotika juga berpengaruh terhadap rentannya terjadi kekerasan dalam rumah tangga.
“Jadi, harapan besar kita agar tidak ada putra-putra Abdya yang direhabilitasi di yayasan ini. Tapi mustahil karena kenyataan di Abdya hampir tiap hari terjadinya penangkapan terkait kasus narkoba,” tuturnya.
Penguna narkotika yang ditangkap polisi bukan saja mereka orang-orang yang memiliki banyak harta, akan tetapi juga sudah merambah ke tingkat petani mengkosumsi barang yang dilarang oleh agama dan negara itu.
“Petani pun juga sudah menggunakan narkoba, dan bahkan ada yang sembunyikan barang haram itu di kandang ayam, jadi kami nyatakan Kabupaten Abdya darurat narkoba,” demikian Muslizar.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019
“Bangsa maju adalah bangsa yang generasinya memiliki sumber daya manusia yang handal. Berkepribadian baik, memiliki kesehatan jasmani dan rohani. Menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, dan mereka generasi yang tidak mengkomsumsi narkotika,” katanya di Blangpidie, Senin.
Wabup Muslizar menyampaikan pernyataan tersebut di sela-sela acara launching Panti Rehabilitasi Narkoba sebagai pintu hijrah di komplek SDN Desa Keudai Susoh, Kecamatan Susoh, Kabupaten Abdya.
Baca juga: BNNP Aceh ingatkan pelajar jangan pernah sentuh narkoba
Dalam acara yang bertema “Dengan semangat HUT RI, mari memerdekakan Aceh Barat Daya dari serangan narkoba” turut dihadiri Wakapolres Abdya, Kompol Ahzan, Kodim 0110/Abdya, kepala SKPK, Imum Mukim, Camat dan seluruh Kepala Desa seluruh kabupaten Abdya.
Muslizar berkata bahwa generasi muda yang handal itu juga memiliki rasa persaudaraan, harmoni dan toleransi tinggi satu sama lain dan apabila karakter itu melekat pada mereka, maka bangsa akan lebih maju di masa mendatang karena, para generasi bebas dari obat-obat terlarang.
“Seluruah dunia tidak terkecuali Indonesia menghadapi ancaman yang sangat serius dari ‘serangan’ narkotika. Kecanduan narkoba ini sangat mengancam masa depan generasi bangsa serta dapat menimbulkan kegelapan masa depan negeri ini,” ungkapnya.
Baca juga: BNNP Aceh: Banda Aceh daerah pengguna Narkoba paling rendah di Indonesia
Oleh karena itulah, semua elemen masyarakat di Kabupaten Abdya diminta harus bersatu mengajak semua pencandu narkoba untuk meninggalkan prilaku kehidupan buruk dan berhijrah ke panti rehabilitasi, sehingga generasi bangsa ke depan tercegah dari penyalahgunaan narkoba.
“Narkotika sangat meresahkan kita. Kerusakan bukan hanya kaum mudanya saja, tetapi orang-orang tua juga tidak kalah hebat mengkomsusi barang haram ini, makanya tidak sedikit dari mereka sudah hilang akan sehatnya,” tuturnya.
Buktinya, tidak sedikit kaum muda terutama yang mengkomsumsi narkotika menjadi anak durhaka terhadap orang tua yang melahirkannya. Hal itu terjadi lantaran anak tersebut tidak ada lagi budi luhur yang tertanam dalam hatinya karena sudah dikikis oleh pengaruh obat haram itu.
Baca juga: Pegawai PLN Aceh dapat sosialisasi anti Narkoba dari BNNP
“Coba bayangkan jika seorang suami candu narkoba, tentu ini sangat berdampak negatif bagi keluarganya. Apalagi sudah ketagian otomatis segala cara akan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dan bahkan emas istri pun rela dijual demi membeli barang haram itu,” tuturnya.
Tidak saja itu, akan tetapi harta benda lainnya juga sirna jika sudah menjadi pencandu narkoba, dan yang paling parahnya lagi, narkotika juga berpengaruh terhadap rentannya terjadi kekerasan dalam rumah tangga.
“Jadi, harapan besar kita agar tidak ada putra-putra Abdya yang direhabilitasi di yayasan ini. Tapi mustahil karena kenyataan di Abdya hampir tiap hari terjadinya penangkapan terkait kasus narkoba,” tuturnya.
Penguna narkotika yang ditangkap polisi bukan saja mereka orang-orang yang memiliki banyak harta, akan tetapi juga sudah merambah ke tingkat petani mengkosumsi barang yang dilarang oleh agama dan negara itu.
“Petani pun juga sudah menggunakan narkoba, dan bahkan ada yang sembunyikan barang haram itu di kandang ayam, jadi kami nyatakan Kabupaten Abdya darurat narkoba,” demikian Muslizar.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019