Banda Aceh (ANTARA Aceh) - Belasan komunitas dan organisasi masyarakat yang tergabung dalam Gata Aceh memperingati 477 tahun terjalinnya hubungan Kesultanan Aceh dan Turki Usmani (Ottoman).
"Kegiatan ini digelar guna mengingat hubungan Kesultanan Aceh Darussalam dan Kesultanan Turki Usmani yang terjadi di masa Sultan Alaidin Riayat Syah Al Kahar dan Sultan Suleyman Kanuni serta Sultan II Selim," kata Ketua panitia, Teuku Farhan di Banda Aceh, Kamis.
Ia menjelaskan kegiatan tersebut dilaksanakan di komplek makam Tgk di Bitai, Gampong/desa Bitai, Banda Aceh. Pemilihan bitai karena daerah tersebut identik dengan Turki.
"Aceh tidak boleh melupakan sejarah penting ini, karena dengan sejarah kita membangun masa depan," katanya.
Ia mengatakan Gampong Bitai menyimpan banyak sejarah hubungan Aceh dan Turki. Komplek Makam Teungku di Bitai adalah fakta sejarah adanya hubungan diplomatis yang erat antara Kesultanan Aceh dan Kekhalifahan Islam Turki Usmani di masa jayanya.
Farhan juga mengatakan Bitai dalam berbagai literatur sejarah disebutkan, merupakan nama sebuah perkampungan yang ditempati para ulama Islam dari Pasai Pidie, di mana ulama itu berasal dari Negara Baitul Muqdis/Baital Maqdis, yaitu Palestina sekarang.
Wakil ketua Majelis Adat Aceh (MAA), A Rahman Kaoy mengatakan hubungan Aceh Turki masa lalu sangat dekat, di mana Turki tidak hanya membantu Aceh, namun juga mengirim pangeran Turki, yaitu Amir Ghazi yang kemudian menikah dengan adik Sultan Iskandat Muda.
"Turki membantu Aceh di segala bidang, seni pahat, keilmuan, benteng-benteng militer dan persenjataan," katanya.