Lhokseumawe (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Aceh Utara melalui Dinas Perkebunan, Peternakan dan Kesehatan Hewan menyatakan persediaan hewan ternak menjelang tradisi meugang menyambut bulan suci Ramadhan 1444 Hijriah atau 2023 Masehi di daerah itu mencapai 3.024 ekor.
Kepala Dinas Perkebunan, Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Aceh Utara Lilis Indriansyah di Lhokseumawe, Rabu, mengatakan persediaan hewan ternak meliputi sapi dan kerbau tersebut mencukupi untuk kebutuhan tradisi meugang.
"Persediaan hewan ternak untuk tradisi meugang mencapai 3.024 ekor, sementara kebutuhannya diperkirakan hanya sebanyak 1.300 ekor," kata Lilis Indriansyah.
Lilis Indriansyah mengatakan hewan ternak tersebut merupakan peliharaan masyarakat dan juga dari kelompok binaan Dinas Perkebunan, Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Aceh Utara.
"Setiap tahunnya, Kabupaten Aceh Utara mengalami surplus atau tidak pernah kekurangan hewan ternak untuk meugang maupun lebaran. Bahkan, Aceh Utara penyuplai hewan ternak untuk kebutuhan daerah-daerah di Aceh," katanya.
Untuk harga daging pada tradisi meugang, kata Lilis Indriansyah, diperkirakan berkisar Rp150 hingga Rp170 ribu per kilogram. Sedangkan pada hari biasa, berkisar Rp130 ribu hingga Rp145 ribu per kilogram.
"Kenaikan harga daging saat tradisi meugang merupakan hal biasa. Kami juga berupaya memastikan daging sapi atau kerbau yang dijual pada tradisi meugang menjelang hari raya Idul Fitri aman dikonsumsi," kata Lilis Indriansyah.
Lilis Indriansyah mengatakan pihaknya juga menurunkan tim dokter hewan dan petugas peternakan di setiap kecamatan untuk memonitor dan memastikan hewan ternak yang disembelih nanti aman untuk dikonsumsi.
"Kami juga terus mengawasi mulai dari pemeriksaan sebelum pemotongan dan pemeriksaan setelah pemotongan di tempat penjualan daging di pasar tradisional di Kabupaten Aceh Utara," kata Lilis Indriansyah.
Meugang merupakan tradisi masyarakat Aceh menjelang Ramadhan maupun Idul Fitri dan Idul Adha. Dalam tradisi tersebut, masyarakat membeli dan mengonsumsi daging sapi maupun kerbau lebih banyak dari hari biasanya. Tradisi tersebut sudah diperingati sejak masa kesultanan, terutama Sultan Iskandar Muda.