Aceh Timur (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Aceh Timur menyebutkan pisang sale asal Kecamatan Simpang Ulim dan Kecamatan Pante Bidari, dulunya sebagai bekal makanan para pejuang Aceh melawan kolonial Portugis, Belanda, maupun Jepang.
"Pisang sale memiliki sejarah yang panjang. Selain bekal makanan para pejuang Aceh, juga bekal makanan para jamaah haji menuju Mekkah dengan kapal laut," kata Penjabat Bupati Aceh Timur Mahyuddin, di Aceh Timur, Selasa.
Pisang sale Aceh Timur, kata dia, menjadi oleh-oleh bagi para penumpang kereta api menuju Aceh Utara. Pisang yang diasapi tersebut dijual di kereta api, dikemas dengan pisang kering diikat dengan tali dari pelepah pisang.
"Saat ini, Pemerintah Kabupaten Aceh Timur bersama dengan instansi terkait terus memperkenalkan dan memasarkan pisang sale sampai ke luar daerah Aceh," kata Mahyuddin.
Baca: Aceh Timur pamerkan 100 cagar budaya pada PKA
Sebab, kata Mahyuddin, olahan yang dibuat dari bahan dasar pisang sale pun semakin ragam dan bervariasi. Di antaranya pisang sale goreng, pisang sale press, keripik pisang sale, bolen pisang sale dan jenis kudapan lainnya.
Selain pisang sale sebagai tradisi kuliner andalan untuk oleh-oleh, Aceh Timur juga memiliki kue khas pada acara-acara adat tertentu yaitu, pada acara mee ranup (lamaran), intat dara baro (ngunduh Mantu dan peusijuek pruet (tepung tawar tujuh bulanan).
Kemudian, menyajikan dan atau membawa hantaran berupa kue (kudapan) seperti meusekat, wajik aceh, dodol, rasidah, halua, bhoi, keukarah dan lainnya, yang dikemas didalam dalung ditutup sange khas tradisional Aceh Timur.
Oleh-oleh khas sementara untuk kudapan tradisional yang juga menjadi oleh-oleh Aceh Timur yang sudah di kemas diantaranya, kue paniaram dari Kecamatan Peureulak, keripik bayam, peyek kejibeling, hebrink serbuk jahe dan minuman tradisional lainnya yang merupakan produk unggulan UMKM Kabupaten Aceh Timur.
Baca: Aceh Timur promosikan belasan produk UMKM
Untuk kudapan basahnya ada tape ondeng yang merupakan tape khas dari Kecamatan Peureulak, dibungkus dengan daun deng yang banyak tumbuh di beberapa Desa di Kecamatan Peureulak. kelebihan tapai yang dibungkus daun deng ini cepat masak dan tahan lama.
Tapee ondeng juga biasa di sajikan pada acara pesta perkawinan atau kenduri perayaan lainnya.
Kudapan tradisional Aceh Timur lainnya yang sangat terkenal yaitu lemang julok, bingkang, u muda dan (kue lapis srikaya yang sangat laris setiap hari di jual di kede kupi bang pan desa Blang Pauh Dua Kecamatan Julok.
Kemudian, untuk acara tradisi seuop bulukat khanduri Maulud Nabi Muhammad SAW, warga masyarakat Aceh Timur membuat bulukat (pulut kuning) yang dibentuk daunnya kerucut dibawa bersama nasi buekulah dengan lengkap menunya, untuk diantarkan ke Masjid dan Meunasah pada saat kenduri Maulid Nabi Muhammad SAW setiap tahunnya.
Baca: Aceh Timur juara pameran kuliner PKA ke-8
Sementara itu untuk makanan tradisional khas yang sangat beraroma rempah-rempah yakni Kari Kambing Pak Is Peureulak yang sudah turun temurun sejak tahun 1993 sampai sekarang.
Makanan unggulan Aceh Timur ikan bandeng tanpa duri yang pencabutan durinya dilakukan secara tradisional yang terdapat di Desa Tanjung Menjei Kecamatan Madat.
"Itulah sekilas tentang kuliner di Aceh Timur yang dipamerkan di anjungan Kabupaten Aceh Timur pada Pekan Kebudayaan Aceh ke 8 di Kota Banda Aceh," kata Mahyuddin.