Banda Aceh (ANTARA) -
Publik diramaikan oleh pemberitaan yang menyatakan beberapa nama kuat bakal calon wakil gubernur mendampingi Muzakir Manaf (Mualem) tidak lolos seleksi, sehingga tersingkir dari bursa calon wakil gubernur.
Analis politik Saman Strategic Indonesia Jabal Ali Husin Sab menilai bahwa masih banyak kemungkinan yang bisa terjadi.
Hal tersebut juga diperkuat oleh pernyataan Tgk. Jamaica dari internal Partai Aceh yang menilai ada upaya "sabotase" untuk mencegah beberapa nama masuk bursa bakal calon wakil gubernur mendampingi Mualem.
"Yang membuat saya yakin bahwa calon wakil Mualem tidak terbatas hanya di empat nama tersebut adalah karena beberapa nama bakal calon kuat dinyatakan gugur seleksi hanya karena alasan administrasi," terang Jabal di Banda Aceh, Kamis.
Baca juga: Gerindra optimis Mualem pilih Fadhlullah untuk cawagub karena sama-sama eks GAM
Menurut hasil Tim Seleksi Kepala Daerah Partai Aceh bahwa keempat tokoh Aceh tersebut dinyatakan gagal karena tidak mampu memenuhi administrasi.
Hal ini diumumkan di saat publik "dihujani" informasi bahwa presiden terpilih Prabowo Subianto tidak mendukung Mualem untuk calon gubernur Aceh ke depan, bahkan kental diisukan alasannya karena Pilpres kemarin kalah di Aceh di mana Mualem sebagai ketua tim pemenangan daerah.
Padahal, beberapa waktu yang lalu Partai Gerindra telah resmi mendukung Mualem untuk Calon Gubernur Aceh 2025-2030, tak lama kemudian disusul Partai Demokrat juga resmi mendukung Mualem.
Keempat calon kuat lain yang tidak ikut pada kegiatan seleksi bakal calon wakil gubernur karena dianggap tidak memenuhi syarat administrasi. Syarat administrasi ini sendiri perlu dijelaskan seperti apa, kenapa calon-calon tersebut gagal memenuhinya.
Jabal juga melihat bahwa tidak dimasukannya nominasi dua kader partai Gerindra, Fadhlullah dan Safaruddin dalam seleksi agak aneh. Padahal Sekjen DPP Gerindra Ahmad Muzani menyatakan partai tersebut resmi mengusung Mualem.
Diikuti oleh hilangnya nama T.M Nurlif, Ketua Umum DPD Golkar dan nama Ketua Umum DPW PAN Mawardi Ali dari bursa calon wakil gubernur, padahal kedua partai ini adalah bagian dari Koalisi Indonesia Maju yang bersama Partai Aceh berkoalisi memenangkan Prabowo Subianto sebagai presiden terpilih.
Baca juga: PAN serahkan rekomendasi bacalon gubernur untuk TM Nurlif Ketua Golkar
Tu Sop Jeunieb yang santer dibicarakan sebagai bakal calon wakil gubernur mendampingi Muzakir Manaf juga dinyatakan tidak lulus seleksi. Hal ini turut memancing respon masyarakat yang cukup masif.
"Dari berbagai pertimbangan dan analisa dalam membaca langgam politik yang masih cukup cair, saya yakin bahwa bursa calon wakil Mualem masih terbuka lebar untuk calon-calon yang ikut tes maupun tidak ikut tes," ujarnya.
Jabal mencontohkan momen dimana Mahfud MD yang dikabarkan jadi calon wakil presiden mendampingi Jokowi, dalam hitungan singkat bisa diganti oleh Ma'ruf Amin.
"Dalam sisa waktu yang tak lama lagi sebelum penetapan, berbagai kemungkinan bisa terjadi. Belum ada yang pasti hingga waktu deklarasi. Keputusan pribadi Muzakir Manaf dan Tuha Peut partai pun kita belum tahu arahnya," katanya.
"Kita berharap calon wakil gubernur yang ditunjuk nantinya oleh Partai Aceh benar-benar sesuai dengan harapan masyarakat," lanjutnya.
Baca juga: Alasan Aliansi Gen-Z dorong Tu Sop maju di Pilkada Aceh 2024