Aceh Timur (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Timur mengoordinasikan dengan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI terkait penembakan lima warga negara Indonesia (WNI) oleh Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM) di Perairan Tanjung Rhu, Selangor.
Penjabat (Pj) Bupati Aceh Timur Amrullah M Ridha di Aceh Timur, Rabu, mengatakan koordinasi tersebut dilakukannya karena seorang dari lima WNI yang tertembak tersebut merupakan warga Kabupaten Aceh Timur.
"Kami terus mengoordinasikan dengan Kemenlu RI karena seorang korban merupakan warga Kabupaten Aceh Timur. Korban penembakan tersebut Muhammad Hanafiah, berusia 40, warga Gampong Alue Bugeng, Kecamatan Peureulak Timur, Kabupaten Aceh Timur," katanya.
Amrullah M Ridha mengatakan saat ini korban masih menjalani perawatan di sebuah rumah sakit di Malaysia. Pemkab Aceh Timur terus memantau perawatan dan memastikan korban dirawat dengan layak.
Pj Bupati Aceh Timur itu juga mendesak Kemlu RI menginvestigasi secara mendalam terkait insiden penembakan WNI tersebut. Pemkab Aceh Timur juga akan terus berkoordinasi dengan Kemenlu RI guna memastikan kasus ini diusut tuntas dan keadilan ditegakkan.
Baca: BP3MI ingatkan warga Aceh waspada terhadap tawaran kerja ke Malaysia
"Kami terus memantau perkembangan kasus ini dan memastikan korban yang dirawat di Malaysia memperoleh perhatian dan perawatan yang layak," kata Amrullah M Ridha.
Sementara itu, Pemkab Aceh Timur melalui Dinas Sosial didampingi Pemerintahan Kecamatan Peureulak Timur mengunjung kediaman Muhammad Hanafiah, korban penembakan di Malaysia, di Gampong Alue Bugeng.
Dalam kunjungan tersebut, utusan pemerintah daerah bertemu dengan Mawaddah, istri korban, guna menyampaikan dukungan dan empati dari Pemkab Aceh Timur serta memberikan bantuan.
Mawaddah, istrinya Muhammad Hanafiah, mengaku suaminya sebelumnya sempat menghubunginya dan mengirimkan gambar lokasi terakhir. Dalam gambar yang dikirimkan Muhammad Hanafiah, tampak lokasi yang diduga di Pantai Selangor, Malaysia.
Tidak lama kemudian, suaminya mengirim pesan lain, meminta agar Mawaddah menjemputnya di Dumai, Riau, karena sakit. Dan meminta istrinya berkoordinasi dengan pihak kepolisian setempat. Namun, korban tidak menceritakan sudah tertembak.
Setelah menerima informasi itu, keluarga panik, bahkan sempat menghubungi keluarga di Malaysia untuk mencari informasi. Belakangan, siaran televisi Malaysia memperlihatkan bahwa korban berada di Malaysia. Dari situlah keluarga mengetahui lokasi korban.
Baca: BP3MI ajak warga Aceh jadi pekerja migran lewat jalur resmi