Banda Aceh (ANTARA) - Dinas Perhubungan (Dishub) Aceh memprediksi puncak arus mudik Lebaran 2025 akan terjadi pada H-3 atau tepatnya tanggal 28 Maret 2025 sedangkan puncak arus balik pada H+5 Lebaran atau 6 April.
Kepala Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) Dishub Aceh Deddy Lesmana di Banda Aceh, Senin, mengatakan prediksi tersebut didapatkan berdasarkan hasil survei mudik yang dilakukan Dishub Aceh sejak 6 Februari hingga 14 Maret 2025.
“Kami telah melakukan survei mudik tahun 2025 dan hasil analisis menunjukkan bahwa sebanyak 276.558 orang akan melakukan perjalanan selama Lebaran. Mayoritas pemudik memilih menggunakan kendaraan pribadi,” katanya.
Dia mengatakan, untuk memastikan kelancaran arus mudik, Dishub Aceh telah menyiapkan 11 unit kapal, 1.834 unit armada angkutan antarkota dalam provinsi (AKDP), serta 287 unit armada angkutan antarkota antarprovinsi (AKAP). Selain itu, pihaknya juga telah melakukan inspeksi keselamatan jalan atau ramp check terhadap seluruh moda transportasi tersebut.
Baca: Penumpang mudik di Terminal Banda Aceh mulai meningkat
“Ramp check sudah dilakukan untuk 11 unit kapal, sementara untuk angkutan AKDP dan AKAP dilakukan dengan metode uji petik. Dari total kendaraan yang diuji, sebanyak 614 unit AKDP dan 85 unit AKAP telah diperiksa,” katanya.
Selain itu, Deddy menyampaikan bahwa pihaknya juga telah mendirikan posko pelayanan terpadu di titik-titik strategis, seperti terminal, pelabuhan, dan bandara sebagai langkah memastikan kelancaran arus mudik. Posko pelayanan terpadu ini telah dibuka mulai 21 Maret-11 April.
“Posko pelayanan kami siapkan untuk memastikan kelancaran dan keselamatan angkutan Lebaran. Posko ini juga berfungsi sebagai pusat pengaduan atau bantuan bagi pemudik di lokasi simpul transportasi. Sedangkan posko terpadu melibatkan gabungan berbagai pemangku kepentingan dengan skala yang lebih besar,” katanya.
Dia menambahkan, khusus untuk Pelabuhan Ulee Lheue dan Balohan yang diprediksi akan mengalami kepadatan, Dishub Aceh telah bekerja sama dengan PT ASDP dan PT SIM, untuk menerapkan sistem tiket online agar memastikan bahwa hanya penumpang dengan tiket yang dapat memasuki area pelabuhan sehingga mengurangi potensi penumpukan kendaraan.
“Sebagai tambahan, kami juga menempatkan petugas lalu lintas (dal-ops) di buffer zone atau area luar pelabuhan dalam rangka mendata yang akan menyeberang dan menempatkan dalam barisan/parkiran sesuai kapasitas kapal, sehingga sudah tertata beberapa parkiran yang teratur siap muat ke kapal,” katanya.
Baca: Kemenhub: 80 bus cadangan disiapkan untuk angkutan mudik di Aceh